
Pantau - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa penerapan program biodiesel berhasil mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) sejak diberlakukannya pencampuran B20, dan akan terus mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan B40 menuju B50.
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menyampaikan hal ini dalam acara Indonesia - Brazil Business Forum di Jakarta pada Kamis, 23 Oktober 2025.
"Sejak kita terapkan campuran bahan bakar biodiesel sebanyak 20 persen atau B20 waktu itu, kita sudah tidak impor lagi. Jadi kita mengurangi ketergantungan impor dengan biodiesel ini. Dengan B40 yang ditargetkan menjadi B50 oleh pemerintah, kami akan ikut tentunya dengan kebijakan pemerintah," ungkapnya.
Program Biodiesel Terbesar di Dunia
Agung menjelaskan bahwa perjalanan program biodiesel di Indonesia dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40, menjadikannya program pencampuran bahan bakar nabati dengan solar terbesar di dunia.
"Sehingga bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, karena itu berhasil menghemat devisa," ia mengungkapkan.
Selain mengurangi impor dan menghemat devisa, Agung menyebutkan bahwa program biodiesel turut memberikan dampak positif pada lingkungan dan sosial.
Dampak tersebut antara lain adalah penciptaan lapangan kerja dan kontribusi terhadap lingkungan sekitar yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Kontribusi Nyata terhadap Devisa dan Emisi Karbon
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi penyaluran B40 selama periode Januari–September 2025 mencapai 10,57 juta kiloliter.
Program tersebut berhasil menghemat devisa negara sebesar Rp93,43 triliun.
Selain itu, program B40 juga menyerap lebih dari 1,3 juta tenaga kerja dan menurunkan emisi karbon hingga 28 juta ton.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan bahwa program biodiesel tidak hanya berdampak pada penghematan devisa, tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah dari minyak sawit mentah (CPO) sebesar Rp14,7 triliun.
"Petani sawit menjadi pahlawan energi baru. Program transisi energi ini membuka lapangan kerja baru sambil menjaga kelestarian bumi. Dari kebun sawit rakyat hingga tangki kendaraan bermotor, rantai nilai biodiesel telah menjadi bukti Indonesia mampu menciptakan ekosistem energi yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan," ujar Bahlil.
- Penulis :
- Leon Weldrick