Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Inovasi Beton Rendah Emisi untuk Hadapi Perubahan Iklim di Wilayah Pantai

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Inovasi Beton Rendah Emisi untuk Hadapi Perubahan Iklim di Wilayah Pantai
Foto: BRIN dan SIG Kembangkan Beton Hijau untuk Infrastruktur Pesisir Ramah Lingkungan(Sumber: ANTARA/HO-SIG))

Pantau - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menandatangani kerja sama pengembangan beton hijau ramah lingkungan untuk infrastruktur kawasan pesisir dan laut.

Beton hijau yang dikembangkan diharapkan menghasilkan emisi lebih rendah dan efisiensi energi lebih baik, tanpa mengurangi kualitas jika dibandingkan dengan beton konvensional.

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari dan Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar menyatakan bahwa kerja sama ini ditujukan untuk melindungi kawasan pesisir dari abrasi melalui teknologi beton ramah lingkungan.

BRIN akan merancang desain lapis pelindung berbasis beton hijau yang mempertahankan kekuatan struktural dan disesuaikan dengan kondisi pesisir Indonesia.

Beton Hijau Tahan Korosi dan Berkelanjutan

Dalam kolaborasi ini, BRIN dan SIG akan merumuskan komposisi material baru, termasuk pemanfaatan limbah seperti fly ash dan slag nikel dalam campuran beton.

Beton hijau ini akan digunakan dalam pembangunan tanggul, pelabuhan, dan infrastruktur pesisir lainnya.

Beton konvensional dinilai menyerap energi tinggi dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, sementara SIG dinilai memiliki komitmen kuat menuju teknologi bersih dan rendah karbon.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal menegaskan bahwa SIG berkomitmen mendukung dekarbonisasi dengan memproduksi bahan bangunan rendah emisi.

Semen hijau produksi SIG disebut memiliki emisi karbon hingga 38 persen lebih rendah dibanding semen biasa.

Beton hasil riset ini akan dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem pesisir, seperti sulfat, gelombang tinggi, pasang surut, serta korosi akibat ion klorida.

Produk juga akan diformulasikan khusus untuk lingkungan laut dengan peningkatan kepadatan, daya tahan, dan masa layan beton.

Keunggulan lain mencakup pengurangan biaya perawatan dan ketahanan jangka panjang yang lebih baik dibanding beton biasa.

Reni Wulandari berharap bahwa inovasi beton hijau ini dapat menjadi solusi konstruksi di wilayah pesisir yang rentan terhadap peningkatan permukaan air laut akibat perubahan iklim.

Penulis :
Gian Barani