
Pantau - Komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina semakin konkret dengan kolaborasi antara Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dan 126 lembaga serta organisasi masyarakat. Pertemuan ketiga berlangsung pada Selasa (20/5/2025) di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta dan dihadiri langsung oleh Duta Besar Palestina.
Upaya Diplomatik dan Kemanusiaan Ditingkatkan
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menekankan pentingnya kesatuan seluruh elemen bangsa dalam perjuangan kemerdekaan Palestina dan meringankan krisis kemanusiaan di Gaza. BKSAP tengah mengupayakan izin akses langsung ke Jalur Gaza, agar bantuan dari masyarakat Indonesia dapat dikirimkan tanpa hambatan melalui jalur diplomatik.
BKSAP menyatakan kesiapan memfasilitasi lembaga-lembaga kemanusiaan Indonesia untuk beroperasi di Gaza, termasuk dalam pengiriman bantuan dan kehadiran tenaga medis.
Dukungan Konkret dari Lembaga-lembaga Kemanusiaan
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mengumumkan rencana pengiriman Emergency Medical Team (EMT) ketiga pada Juni atau Juli 2025, yang terdiri dari sepuluh dokter spesialis relawan. BSMI juga menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan dalam jumlah besar bekerja sama dengan lembaga Rahma.
Baznas memberikan beasiswa kepada mahasiswa Palestina di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menggalang hewan kurban untuk dikirim ke Palestina, serta menjalin kerja sama dengan rumah sakit di Yordania dan Mesir.
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI, Nurdani, menyebut sinergi ini sebagai bentuk nyata amanat konstitusi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Upaya diplomatik baik bilateral maupun multilateral juga terus dilakukan untuk mewujudkan kemerdekaan tersebut.
MER-C dan Dukungan Berkelanjutan
MER-C menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki dan memperluas kapasitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza serta mengirimkan tenaga medis tambahan. Rumah sakit tersebut disebut sebagai simbol persahabatan rakyat Indonesia dengan Palestina.
Dukungan moral dan politik juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa pembelaan terhadap Palestina adalah bagian dari kewajiban keagamaan dan semangat konstitusi Indonesia.
Seruan Nasional untuk Solidaritas Palestina
Anggota DPR Syahrul Aydin Mazat menilai langkah ini sebagai inisiatif strategis untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Palestina serta memfasilitasi NGO dalam menyalurkan bantuan. Mardani Ali Sera menutup pertemuan dengan mengingatkan bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Yakinlah Palestina selalu ada di hati kami dan kami akan terus berjuang untuk memerdekakan Palestina karena Indonesia punya hutang,” tegasnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey