Rotasi di Setjen DPR, 11 Pejabat Baru Dilantik

Pantau - Tanpa seremoni luas, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melantik 11 pejabat baru di lingkungan internalnya. Langkah ini menandai dimulainya rotasi dan evaluasi jabatan secara bertahap.

Agenda ini tidak sekadar mengganti posisi kosong akibat pensiun. Pelantikan merupakan strategi awal untuk menyegarkan struktur kerja dan memastikan regenerasi jabatan terus berjalan.

Pelantikan berlangsung Rabu (4/6/2025) pagi di Ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta. Agenda dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar.

"Seperti yang kita lakukan hari ini ya, di samping mengisi jabatan-jabatan yang kosong karena ada yang pensiun dan lain sebagainya. Kita juga melakukan rotasi-rotasi untuk penyegaran," ujar Sekjen DPR RI Indra Iskandar, usai pelantikan.

Rotasi ASN Dilakukan

Setjen DPR menargetkan evaluasi jabatan dilakukan rutin. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari perbaikan kinerja birokrasi di tubuh parlemen.

"Evaluasi ini akan dilakukan tiap tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun," ungkap Indra, di sela kegiatan pelantikan pejabat.

Sebanyak 11 nama pejabat resmi dilantik. Pelantikan mencakup jabatan biro, bagian, hingga subbagian strategis di lingkungan Setjen DPR.

Berikut daftar pejabat yang dilantik:

1. Dewi Pusporini – Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi
2. Rijal Al Huda – Kepala Biro Kerja Sama Antar Parlemen
3. Heny Widyaningsih – Kepala Bagian Perjalanan
4. Ni’mah Wahyu Purnami – Kepala Bagian Perencanaan dan Pola Karier ASN
5. Timbang Supriyanto – Kepala Bagian Layanan Kesehatan
6. Anggrek Kurnianti – Kepala Bagian Sekretariat Komisi VI
7. Nelly Andalia – Kepala Bagian Sekretariat Mahkamah Kehormatan Dewan
8. Rendy Alvaro – Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
9. Sumarman – Kasubbag TU Sekretariat MKD
10. Affy Ihsan Takfim Kusuma – Kasubbag Rapat Sekretariat Komisi IX
11. Bangun Udi Mustika – Kasubbag Kerumahtanggaan Sekretariat Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan

Disrupsi Jadi Sorotan

Kebijakan rotasi ini dinilai sebagai respons terhadap tantangan disrupsi yang mengubah pola kerja birokrasi.

"ASN itu harus bisa mengantisipasi segala perubahan-perubahan itu untuk kita bisa mencari jalan keluar pada perubahan-perubahan dan era yang sudah selalu berubah ini," kata Indra.