billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

Koteka, Simbol Kejantanan dan Jati Diri Masyarakat Papua Pegunungan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Koteka, Simbol Kejantanan dan Jati Diri Masyarakat Papua Pegunungan
Foto: (Sumber: Sekelompok laki-laki Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan saat memakai pakai adatnya koteka serta memagang alat perang berupa jubi dan busurnya pada penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025. ANTARA/Yudhi Efendi.)

Pantau - Koteka adalah pakaian tradisional laki-laki Papua, khususnya di Pegunungan Tengah, berbentuk selongsong dari buah labu air yang dikeringkan dan mengerucut di bagian depan.

Makna Budaya dan Penggunaan Sehari-hari

Koteka digunakan untuk menutupi kemaluan dan memiliki makna budaya sebagai simbol ketangguhan dan kejantanan laki-laki Papua.

Pakaian ini masih sering dipakai masyarakat asli di jalan-jalan pusat keramaian wilayah Papua Pegunungan, terutama di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Jayawijaya Herman Doga, bagi masyarakat Papua Pegunungan, khususnya Lembah Baliem, koteka adalah pakaian yang melekat setiap saat.

Koteka sering ditampilkan oleh penari budaya pada acara resmi di Papua Pegunungan, termasuk penyambutan tamu pemerintah pusat.

Simbol Keberagaman di NKRI

Pakaian tradisional ini juga digunakan dalam karnaval serta upacara bendera saat perayaan Hari Kemerdekaan bersama pakaian adat daerah lain di Indonesia.

Pada HUT ke-80 Kemerdekaan RI, koteka tetap menjadi simbol keberagaman budaya dan adat istiadat di NKRI.

Koteka merupakan jati diri masyarakat Papua Pegunungan yang terdiri dari delapan kabupaten: Jayawijaya, Lanny Jaya, Nduga, Tolikara, Pegunungan Bintang, Yalimo, Mamberamo Tengah, dan Yahukimo.

Penulis :
Aditya Yohan