Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Kalteng Kawal Program Cetak Sawah Rakyat untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Gubernur Kalteng Kawal Program Cetak Sawah Rakyat untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Foto: Gubernur Kalteng Agustiar Sabran memimpin pelaksanaan panen raya padi di Desa Terusan Makmur Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas (sumber: Diskominfosantik Kalteng)

Pantau - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran menegaskan komitmennya mengawal Program Ketahanan Pangan Nasional, khususnya cetak sawah rakyat dan optimasi lahan (oplah), agar pelaksanaan berjalan optimal.

Tinjau Proyek Cetak Sawah di Pulang Pisau

Agustiar Sabran meninjau langsung proyek cetak sawah di Desa Henda dan Mintin, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu.

"Pemerintah pusat dan daerah sepakat ketahanan pangan sangatlah penting," katanya di Palangka Raya.

Setelah turun ke lapangan, ia menyatakan optimisme atas keberhasilan program.

"Setelah melihat langsung ke lapangan kita optimis proyek cetak sawah ini akan berhasil," ujarnya.

Pemprov Kalteng memastikan untuk mengawal dan mendampingi agar seluruh konstruksi di lapangan selesai 100 persen.

Gubernur juga membentuk tim monitoring yang diketuai Wakil Gubernur Kalteng untuk mendukung tim terpadu lintas sektoral yang sudah bekerja.

Tambah Luas Sawah Hingga 50 Ribu Hektare

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Rendy Lesmana menyebut program ketahanan pangan menjadi prioritas sekaligus barometer nasional.

"Pak Gubernur sangat fokus di sini, makanya dukungan provinsi juga terus diberikan, baik dalam penyiapan ataupun melengkapi kebutuhan alat mesin pertanian (alsintan), brigade pangan serta lainnya," kata Rendy Lesmana.

Target cetak sawah nasional di Kalteng ditetapkan mencapai 40–50 ribu hektare pada tahun ini, di luar program oplah seluas 7–8 ribu hektare.

Lokasi cetak sawah tersebar di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur (Kotim).

"Itu bisa dibayangkan berapa ton gabah ketika sudah melakukan produksi di lokasi-lokasi tersebut. Varietas lokal saja seperti Siam yang kebanyakan dipakai petani di Kapuas dan Pulang Pisau, rata-rata per hektare menghasilkan antara 5-6 ton. Bisa dibayangkan kalau kita sudah membuka 40-50 ribu hektare, itulah hasil produksi yang kita dapatkan di Kalimantan Tengah," ucapnya.

Hingga kini, progres lapangan mencakup land clearing (pembersihan lahan) dan land leveling (perataan lahan) sekitar 20 ribu hektare serta olah tanah sekitar 3 ribu hektare.

"Dan ini terus berproses serta berkembang," kata Rendy Lesmana.

Penulis :
Shila Glorya