
Pantau - Aktivitas kegempaan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menunjukkan tren penurunan frekuensi pada evaluasi status Level III (Siaga) untuk periode 16–22 September 2025.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa kegempaan Gunung Lokon didominasi oleh gempa vulkanik dangkal.
"Kegempaan Gunung Lokon didominasi oleh gempa vulkanik dangkal. Bila dilihat dari data rekaman kegempaan cenderung menurun bila dibandingkan dengan kegiatan pada 2 September 2025 yang saat itu terekam sebanyak 143 kejadian per hari," ungkap Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.
Penurunan Aktivitas Namun Ancaman Tetap Ada
Dalam periode pengamatan 16–22 September 2025, tercatat sebanyak 105 kali gempa vulkanik dangkal, 23 kali gempa vulkanik dalam, 10 kali gempa embusan, 1 kali gempa Tornillo, dan 32 kali gempa tektonik jauh.
Secara visual, pengamatan menunjukkan adanya asap putih tipis dari Kawah Tompaluan dengan ketinggian maksimum sekitar 200 meter.
Pada malam hari, teramati titik api yang tampak jelas di dasar kawah.
Meski kegempaan menurun, Badan Geologi tetap mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi ancaman dari aktivitas Gunung Lokon.
Potensi bahaya tersebut meliputi kemungkinan munculnya gas beracun dari kawah, erupsi freatik secara tiba-tiba akibat kontak uap panas magma dengan air hidrotermal, serta potensi terjadinya lahar apabila terjadi hujan deras di area puncak.
"Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Lokon pada Level III (Siaga)," ujarnya.
Imbauan untuk Masyarakat Sekitar Gunung Lokon
Badan Geologi mengimbau agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan.
Imbauan ini diberikan guna menghindari potensi bahaya langsung yang bisa muncul sewaktu-waktu dari kawah aktif tersebut.
- Penulis :
- Aditya Yohan