Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Teken CEPA dengan Kanada dan Uni Eropa, Buka Akses Pasar Global dan Pangkas Tarif Hingga 0 Persen

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Indonesia Teken CEPA dengan Kanada dan Uni Eropa, Buka Akses Pasar Global dan Pangkas Tarif Hingga 0 Persen
Foto: (Sumber: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memberikan sambutan saat pembukaan Strategic Forum ICA-CEPA dan IEU-CEPA di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (29/9/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.)

Pantau - Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) dengan Kanada dan Uni Eropa menjadi titik tolak strategis untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di pasar global.

“Penyelesaian IEU-CEPA dan penandatanganan ICA-CEPA adalah titik tolak perjalanan kita untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah global, terutama dalam kondisi geopolitik dan perdagangan dunia saat ini,” ungkapnya.

CEPA dengan Kanada Beri Akses Luas dan Tarif Preferensial

Perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) resmi ditandatangani pada 24 September 2025 di Ottawa, Kanada.

Lewat perjanjian ini, sekitar 6.573 pos tarif Indonesia atau lebih dari 90 persen memperoleh preferensi di pasar Kanada.

Beberapa produk unggulan yang diprediksi akan makin kompetitif di pasar Kanada antara lain tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, otomotif, serta sarang burung walet.

Produk-produk seperti makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan dari serat alam, peralatan rumah tangga, serta granit dan marmer akan langsung menikmati tarif 0 persen saat perjanjian mulai berlaku.

Ekspor Indonesia ke Kanada pada tahun 2024 tercatat sebesar 3,5 miliar dolar AS, dan pemerintah berharap angka ini akan meningkat signifikan setelah implementasi CEPA.

Budi optimistis perjanjian ini membuka akses pasar Indonesia ke kawasan Amerika Utara dan mengurangi hambatan dagang secara signifikan.

Ia juga menekankan pentingnya pembentukan tim khusus untuk menangani implementasi CEPA di dalam negeri.

"Ini penting karena ketika Kanada atau Uni Eropa nanti ingin menanyakan mengenai implementasi di Indonesia seperti apa, sudah ada timnya walaupun nanti secara teknis mungkin ada di kementerian terkait," ujarnya.

IEU-CEPA Targetkan Lonjakan Ekspor hingga 2,5 Kali Lipat

Satu hari sebelum ICA-CEPA, pemerintah juga menandatangani Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) di Bali pada 23 September 2025.

Perjanjian ini mencakup kerja sama perdagangan barang, jasa, dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa.

Melalui kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menghapus tarif lebih dari 98 persen, atau hampir 99 persen dari total nilai impor.

Ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2024 tercatat sebesar 30 miliar dolar AS, dan Kementerian Perdagangan menargetkan angka ini naik sekitar 2,5 kali lipat dalam lima tahun ke depan.

Sektor-sektor padat karya akan menjadi fokus utama ekspor, meliputi industri kelapa sawit, kopi, tekstil, perikanan, elektronik, alas kaki, serta produk kehutanan termasuk furnitur.

Dengan diberlakukannya kedua CEPA ini, pemerintah berharap sektor industri nasional semakin terintegrasi dengan rantai pasok global dan lebih kompetitif di pasar internasional.

Penulis :
Aditya Yohan