billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tiga Korban Bangunan Ponpes Ambruk di Sidoarjo Berhasil Diidentifikasi, Proses DNA Jadi Kunci Selanjutnya

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Tiga Korban Bangunan Ponpes Ambruk di Sidoarjo Berhasil Diidentifikasi, Proses DNA Jadi Kunci Selanjutnya
Foto: Polisi saat memberikan keterangan terkait hasil identifikasi terhadap jenazah korban Ponpes Al Khoziny di RS Bhayangkara Surabaya, Jumat malam 10/10/2025 (sumber: ANTARA/Willi Irawan)

Pantau - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur berhasil mengidentifikasi tiga kantong jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Identifikasi diumumkan oleh Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di RS Bhayangkara Surabaya pada Jumat malam, 10 Oktober 2025.

"Pada hari ini, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap tiga kantong jenazah yang terdiri atas dua jenazah dan satu body part," kata M. Khusnan Marzuki.

Identitas Korban Terungkap Lewat Pemeriksaan Medis dan DNA

Kantong jenazah dengan nomor post-mortem (PM) RSB B-031 berhasil teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi dan medis.

Hasilnya cocok dengan data ante-mortem (AM) 051 atas nama Moh. Alfin Mutawakilalallah, laki-laki 17 tahun, warga Desa Lomaer, Blega, Bangkalan.

Kantong jenazah berikutnya, nomor PM RSB B-049, juga teridentifikasi dengan metode serupa.

Data menunjukkan kecocokan dengan AM 004 atas nama Muhammad Iklil Ibrahim Al Aqil, laki-laki 15 tahun, warga Dusun Tegal Gebang, Sukorejo, Bangsalsari, Jember.

Sementara itu, satu body part dengan nomor PM 056.1 teridentifikasi cocok secara DNA dan medis dengan nomor PM 030 yang sebelumnya telah dikenali pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Bagian tubuh tersebut merupakan milik Muhammad Haikal Ridwan, laki-laki 14 tahun, warga Dusun Barat Leke, Desa Sendang Dajah, Labang, Bangkalan.

Masih 14 Kantong Jenazah Belum Teridentifikasi

"Sampai dengan hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 50 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima," ujar Khusnan.

Ia menyebutkan bahwa proses identifikasi berikutnya akan lebih bergantung pada pemeriksaan DNA.

Hal ini dikarenakan sebagian besar sampel jenazah yang tersisa dalam kondisi tidak optimal dan membutuhkan waktu lebih lama untuk dianalisis.

"Semakin lama waktu berlalu, kondisi sampel DNA semakin menurun. Kami mohon keluarga korban bersabar karena proses identifikasi memerlukan ketelitian dan waktu," tambahnya.

Hingga saat ini, masih terdapat 14 kantong jenazah yang belum berhasil diidentifikasi.

Tim DVI Polda Jatim terus melakukan pencocokan data ante-mortem dan post-mortem untuk memastikan identitas para korban.

Peristiwa ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny ini terus menjadi perhatian publik, termasuk lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat.

Penulis :
Leon Weldrick