
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam menjadikan basmalah sebagai pedoman hidup dalam setiap aktivitas serta memperkuat kepatuhan terhadap ajaran syariat Islam, khususnya dalam menjaga ibadah dan prinsip kehalalan.
Seruan dalam Khutbah Jumat di Palangka Raya
Ajakan tersebut disampaikan Nasaruddin saat menjadi khatib Salat Jumat di Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat, 7 November 2025.
"Jangan pernah kita meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang kuat secara syariah. Rasulullah SAW mengingatkan, barang siapa meninggalkan salat Jumat tiga kali tanpa uzur, maka hatinya akan tertutup," ungkapnya dalam khutbah.
Ia juga menyinggung pentingnya menjaga prinsip halal sebagaimana ditegaskan dalam Surah Al-An’am ayat 121, yang melarang memakan hewan sembelihan yang tidak disebut nama Allah saat disembelih.
"Ayat ini menegaskan bahwa memakan binatang yang tidak disebut nama Allah saat disembelih adalah suatu kefasikan. Karena itu, prinsip halal harus kita jaga, sebab makanan bukan hanya perkara lahiriah, tetapi juga batiniah," ujarnya.
Basmalah sebagai Pintu Keberkahan
Menag menjelaskan bahwa basmalah adalah kalimat pembuka penuh keberkahan dalam setiap surat Al-Qur’an, kecuali Surah At-Taubah.
"Surah At-Taubah tidak diawali dengan basmalah karena berbicara tentang deklarasi perang dan pembatalan perjanjian dengan kaum musyrikin. Namun, di luar itu, basmalah menjadi pintu rahmat dalam setiap amal. Bahkan Nabi Isa AS membacakan basmalah untuk menyembuhkan orang sakit," jelasnya.
Ia mengajak umat Islam untuk membiasakan diri memulai semua kegiatan dengan menyebut nama Allah dan menutupnya dengan pujian kepada-Nya.
"Apapun yang akan kita lakukan, mulailah dengan menyebut nama Allah dan akhiri dengan memuji-Nya. Ketika kita makan, belajar, atau bekerja tanpa membaca basmalah, maka keberkahannya akan berkurang. Ilmu yang masuk pun tidak akan membawa kebaikan," ucapnya.
Menag juga mengingatkan pentingnya menjaga kesucian hati dan menghidupkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
"Semoga kita semua menjadi hamba yang senantiasa menyebut nama Allah dalam setiap langkah, sehingga hidup kita senantiasa diberkahi dan dirahmati," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan







