
Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menilai kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang mewajibkan seluruh guru menjalankan peran bimbingan konseling (BK) sebagai langkah maju dalam memperkuat pendidikan karakter dan kesejahteraan emosional siswa.
Menurutnya, kebijakan ini penting di tengah meningkatnya kasus perundungan di lingkungan sekolah.
"Kebijakan ini langkah maju dalam memperkuat pendidikan karakter dan kesejahteraan emosional siswa, apalagi sekarang masuk kasus bullying di sekolah," ungkapnya.
Peran Guru dan Tantangan Kompetensi
Lalu menyambut baik inisiatif Kemendikdasmen tersebut, namun mengingatkan bahwa peran guru sebagai konselor tidak bisa dijalankan tanpa kompetensi profesional.
"Guru memang harus membentuk karakter siswa, tetapi bimbingan konseling bukan tugas yang bisa dijalankan tanpa bekal psikologis. Karena itu, negara harus memastikan bahwa setiap sekolah memiliki psikolog atau konselor tetap," ia mengungkapkan.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti sebelumnya menyampaikan bahwa guru diharapkan mampu menjalankan peran ganda, termasuk menjadi konselor bagi siswa, dan pemerintah telah menyiapkan pelatihan bimbingan dan konseling untuk mendukung hal ini.
Lalu menegaskan bahwa keberadaan psikolog sekolah bukan sekadar pelengkap, melainkan merupakan pilar dalam sistem pendidikan modern.
"Guru mengajar dengan hati, tetapi psikolog membantu menjaga agar hati anak tetap kuat. Tanpa sinergi keduanya, sekolah bisa menjadi tempat tekanan, bukan tempat pertumbuhan," ujarnya.
Standar Internasional dan Harapan bagi Indonesia
Lalu juga menyoroti praktik di negara maju yang telah mewajibkan minimal satu psikolog atau konselor profesional untuk setiap 250 siswa, sementara Indonesia dinilai masih tertinggal dalam hal ini.
Ia menekankan pentingnya menjadikan layanan BK sebagai bagian integral dari proses pendidikan.
"Maka, BK tidak boleh menjadi formalitas administrasi. Dalam pendidikan modern, BK seharusnya menjadi ruang aman dan ruang penyembuhan, tempat siswa dapat berbicara tanpa rasa takut atau penilaian," tegasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa








