
Pantau - IDAI bergerak cepat memberikan layanan kesehatan, dukungan psikososial, dan bantuan logistik bagi anak-anak serta kelompok rentan terdampak banjir dan longsor di Sumatera.
Respons Cepat dan Data Dampak Bencana
Piprim Basarah Yanuarso menegaskan bahwa anak-anak, difabel, lansia, dan ibu hamil adalah kelompok paling rentan yang harus diprioritaskan dalam evakuasi.
Catatan IDAI mencatat di Sumatera Barat terdapat 148 korban meninggal dengan 4 di antaranya adalah anak, 123 teridentifikasi, 25 belum teridentifikasi, 105 hilang, dan 8 dirawat.
Di Sumatera Utara dilaporkan puluhan korban meninggal dan ratusan terdampak di wilayah Sibolga, Tapanuli, Langkat, dan Binjai.
Di Aceh fokus masalah adalah gangguan akses dan layanan kesehatan, khususnya di Pidie Jaya.
IDAI memberikan layanan kesehatan dan bantuan langsung di lokasi bencana.
Ia menegaskan, "Tim dokter spesialis anak dari ketiga cabang IDAI, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, telah turun langsung ke lokasi bencana, berkolaborasi dengan BNPB, Dinas Kesehatan setempat, dan organisasi profesi lainnya", ungkapnya.
Kebutuhan Mendesak dan Penguatan Koordinasi
IDAI juga memberikan bantuan non-kesehatan berupa kebutuhan dasar, dukungan nutrisi balita, trauma healing, serta pemulihan pendidikan.
Permasalahan di lapangan meliputi kekurangan obat ISPA, diare, dermatitis, keterbatasan logistik, akses sulit, kurang tenaga kesehatan, dan ancaman kesehatan lingkungan.
IDAI mengajak masyarakat berpartisipasi membantu korban terutama anak-anak melalui donasi dan menjadi relawan.
Pihak IDAI menegaskan, "Bantuan yang paling dibutuhkan saat ini adalah obat-obatan anak (ISPA, diare, salep kulit), susu formula, makanan bayi, pakaian anak, selimut, air bersih, dan perlengkapan kebersihan diri", jelasnya.
IDAI juga mengajak seluruh pihak mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi warga di Aceh dan Sumatera.
Piprim menyampaikan apresiasinya melalui pernyataan, “Kami sangat mengapresiasi para ketua dan seluruh anggota IDAI Cabang dan juga tim satgas bencana IDAI di wilayah terdampak bencana yang sigap berkolaborasi dengan BNPB, dinas kesehatan, TNI/Polri, dan relawan untuk memastikan bantuan kesehatan tepat sasaran”, ujarnya.
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana IDAI, Kurniawan Taufiq Kadafi, menyatakan bahwa koordinasi terus diperkuat untuk respons jangka menengah dengan memperluas jangkauan bantuan.
Tim Satgas Bencana IDAI memperkuat kolaborasi interprofesional dengan organisasi profesi kesehatan, pemerintah daerah, dan lembaga kemanusiaan.
Ia menegaskan, "Selain itu, juga bersiap untuk fase pemulihan dengan memprioritaskan kesehatan anak, penyediaan air bersih, pemantauan penyakit berbasis imunisasi seperti campak, dan dukungan psikososial berkelanjutan", ungkapnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan







