Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemdiktisaintek Sediakan Dana Hingga Rp500 Juta per Proposal untuk Program Tanggap Darurat Bencana Sumatera

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kemdiktisaintek Sediakan Dana Hingga Rp500 Juta per Proposal untuk Program Tanggap Darurat Bencana Sumatera
Foto: (Sumber : Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (kiri) dan Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman (kanan) di sela Peluncuran Program Riset Strategis di Jakarta. ANTARA/Sean Filo Muhamad/aa..)

Pantau - Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek menyediakan dana khusus hingga Rp500 juta per proposal bagi perguruan tinggi untuk program pengabdian kepada masyarakat tanggap darurat bencana di wilayah Sumatera.

Skema Pendanaan dan Fokus Intervensi

Setiap perguruan tinggi dapat mengajukan hingga lima proposal dengan plafon dana Rp500 juta per proposal dan fleksibilitas anggaran hingga 85 persen untuk kebutuhan lapangan pada delapan bidang intervensi.

Dirjen Risbang Fauzan Adziman menjelaskan bahwa delapan pilar intervensi tersebut dirancang untuk memastikan respons yang cepat dan berkelanjutan.

"Program tanggap darurat bencana ini akan difokuskan pada delapan pilar utama, yaitu distribusi logistik, layanan kesehatan dan gizi, pendampingan psikososial, rehabilitasi sanitasi dan penyediaan air bersih, pendidikan darurat, pemulihan ekonomi, dukungan administrasi publik, serta mitigasi dan edukasi kebencanaan", ungkapnya.

Asesmen lapangan menunjukkan adanya kebutuhan kritis seperti akses jalan terputus, jaringan komunikasi lumpuh, keterbatasan BBM, serta hambatan distribusi logistik yang memerlukan jalur alternatif.

Pemetaan geografis, kapasitas perguruan tinggi posko, dan kebutuhan masyarakat menjadi dasar perumusan intervensi yang tepat sasaran.

Koordinasi Perguruan Tinggi dan Tahapan Program

Kemdiktisaintek mengonsolidasikan 28 perguruan tinggi posko dan 11 perguruan tinggi pendukung dalam skema pengabdian masyarakat tanggap darurat bencana Sumatera.

Mendiktisaintek Brian Yuliarto menegaskan peran strategis akademisi dalam misi kemanusiaan.

"Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat. Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran", ia mengungkapkan.

Program tanggap darurat dilaksanakan dalam dua tahap dimulai dengan tahap pertama hingga 31 Desember 2025 yang mencakup dukungan logistik, layanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi, pendidikan darurat, dan pemulihan awal.

Tahap kedua dijadwalkan berlangsung pada 2026 dengan fokus pada rehabilitasi, pemulihan ekonomi, dan program inovasi berbasis teknologi.

Perguruan tinggi akan membangun posko hingga ke wilayah terdampak termasuk daerah terpencil di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Intervensi lapangan juga mencakup teknologi filtrasi air, desalinasi, dan sanitasi portabel yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Kemdiktisaintek melakukan percepatan implementasi melalui Rapid Assessment berbasis Google Form serta penyelenggaraan bimbingan teknis penyusunan proposal.

Penulis :
Ahmad Yusuf