Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penutupan Olimpiade PAI 2025 Tegaskan Komitmen Pendidikan Karakter Menuju Indonesia Emas

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Penutupan Olimpiade PAI 2025 Tegaskan Komitmen Pendidikan Karakter Menuju Indonesia Emas
Foto: Penutupan Olimpiade PAI 2025 (sumber: Kemenag)

Pantau - Olimpiade dan Semarak Lomba Pendidikan Agama Islam (PAI) 2025 resmi ditutup di Jakarta pada Selasa malam, 2 Desember 2025, oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin.

Acara penutupan ini dihadiri oleh para gubernur, wali kota, pejabat daerah, serta Kepala Bidang PAI/PAKIS/Pendis pada Kanwil Kemenag Provinsi dan ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam sambutannya, Sekjen Kemenag menyampaikan salam hormat dan pesan khusus dari Menteri Agama yang berhalangan hadir karena memenuhi undangan Raja Arab Saudi sebagai salah satu pengarah Masjid Nabawi.

Menteri Agama memberikan apresiasi kepada pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota atas komitmen dalam memperkuat ekosistem Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Sekjen juga memberikan penghargaan kepada para guru dan peserta yang telah menunjukkan prestasi terbaik selama kompetisi berlangsung.

Olimpiade PAI 2025 melibatkan 41,6 juta siswa Muslim, 7,8 juta mahasiswa, dan 250 ribu guru PAI dari seluruh Indonesia.

Kompetisi ini dinilai sebagai momen monumental dalam memperkuat karakter dan spiritualitas generasi muda bangsa.

Arah Baru Pendidikan Agama dan Kurikulum Cinta

Sekjen Kemenag menegaskan bahwa pendidikan agama ke depan akan diarahkan pada penguatan Kurikulum Cinta.

Kurikulum ini terdiri dari lima pilar utama: cinta pada diri sendiri, cinta pada sesama, cinta pada lingkungan, cinta pada tanah air, dan cinta kepada Allah SWT.

Model pendidikan tersebut dinilai relevan untuk menjawab tantangan zaman dan membentuk peserta didik yang berintegritas, progresif, peduli sosial, dan kokoh secara spiritual.

"Keberagamaan harus berdampak, tidak hanya pada kesalehan pribadi, tetapi juga pada kesalehan sosial," ungkap Kamaruddin Amin.

Kementerian Agama juga menekankan pentingnya membangun kepekaan ekologis melalui pendekatan ekoteologi.

Ekoteologi menempatkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari ibadah yang harus diwujudkan dalam praktik nyata.

Guru-guru PAI diimbau untuk mengintegrasikan praktik langsung dalam pembelajaran, menjaga kebersihan, dan mendorong gerakan menanam pohon.

Jika setiap siswa Muslim menanam satu pohon per tahun, Indonesia berpotensi menumbuhkan lebih dari 41 juta pohon demi keberlanjutan lingkungan.

Apresiasi untuk Peserta dari Daerah Bencana dan Harapan Masa Depan

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amien Suyitno, turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dari berbagai provinsi.

Ia secara khusus memuji kehadiran peserta dari daerah terdampak bencana seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

"Kehadiran mereka adalah bentuk pengabdian luar biasa dan semangat pantang menyerah," ia mengungkapkan.

Prof. Amien juga mengajak seluruh peserta dan undangan untuk mendoakan saudara sebangsa yang sedang terdampak banjir dan longsor di wilayah Sumatra.

Penutupan Olimpiade dan Semarak Lomba PAI 2025 menjadi simbol komitmen bersama untuk memperkuat transformasi sosial menuju Indonesia Emas 2040.

Kegiatan ini diyakini sebagai pijakan kuat dalam membentuk bangsa yang maju, berkarakter, dan bermoral tinggi.

Transformasi tersebut dilakukan melalui sinergi antara Kementerian Agama, pemerintah daerah, para guru, dan peserta didik.

Penulis :
Shila Glorya