
Pantau - Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Ahmad Heryawan, menegaskan bahwa masa depan kedaulatan pangan Indonesia harus dibangun melalui kemandirian, diversifikasi, dan inovasi yang berkelanjutan.
Pernyataan itu disampaikan Kang Aher—sapaan akrab Ahmad Heryawan—dalam Festival Aspirasi yang digelar BAM DPR RI di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa tema festival yang mengangkat isu kedaulatan pangan sangat tepat dilaksanakan di Karawang.
"Karawang adalah daerah penghasil pangan utama, sehingga pembahasan soal kemandirian dan kedaulatan pangan sangat tepat dilakukan di sini," ungkapnya.
Kedaulatan Pangan Butuh Produksi Dalam Negeri dan Diversifikasi
Ahmad Heryawan menjelaskan bahwa kedaulatan pangan berarti pemenuhan kebutuhan pangan nasional harus berasal dari produksi dalam negeri.
"Pangan tropis seharusnya bisa kita penuhi sendiri. Kalau pun ada impor, itu mestinya hanya untuk komoditas yang tidak tumbuh di negeri kita," ia mengungkapkan.
Ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan agar kebutuhan karbohidrat tidak bergantung hanya pada beras.
Indonesia, menurutnya, memiliki banyak alternatif sumber karbohidrat seperti jagung, singkong, dan talas yang harus dimanfaatkan secara optimal.
Tak hanya karbohidrat, Kang Aher juga menekankan perlunya perhatian terhadap sumber protein dalam pola pangan nasional.
"Karawang berbatasan langsung dengan laut, sehingga protein hewani dari ikan baik air tawar maupun laut harus menjadi bagian penting dari pola pangan nasional," katanya.
Inovasi, Irigasi, dan Modernisasi Jadi Kunci Peningkatan Produktivitas
Ahmad Heryawan menyebut inovasi sebagai faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa penerapan teknologi tepat guna dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan.
"Kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 6–8 ton, dengan pendekatan teknologi bisa kita dorong menjadi 8–12 ton per hektare. Inilah tujuan inovasi," jelasnya.
Dalam sesi dialog, para petani menyampaikan sejumlah persoalan yang sering dihadapi, terutama terkait ketidakpastian layanan irigasi.
"Irigasi adalah syarat mutlak ketahanan pangan. Mereka mengusulkan agar sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier dapat berjalan terpadu agar tidak ada gagal panen," ujar Heryawan.
Selain irigasi, petani juga mengeluhkan banjir yang kerap menyebabkan gagal panen akibat kelebihan air.
Masalah tersebut disebut berkaitan erat dengan sedimentasi sungai, pengelolaan hulu di wilayah Bogor dan Bandung, hingga reforestasi kawasan hutan.
Petani juga menyampaikan kebutuhan akan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern untuk mendukung pengolahan lahan yang lebih efisien.
Ahmad Heryawan menekankan pentingnya modernisasi pertanian sebagai bagian dari upaya mempercepat dan memperluas pengolahan lahan secara nasional.
"Kita ingin ketahanan pangan selaras dengan kesejahteraan petani. Kalau harga tidak berpihak, khawatir generasi muda enggan menjadi petani," ungkapnya.
Semua aspirasi yang disampaikan dalam Festival Aspirasi ini, menurut Heryawan, telah dicatat oleh tim tenaga ahli BAM DPR RI.
Aspirasi tersebut akan diklasifikasikan dan diteruskan kepada pimpinan DPR RI untuk diproses oleh komisi-komisi terkait.
"Sebagian akan ditangani oleh kementerian dan pemerintah provinsi, sementara lainnya menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Karawang. Semua aspirasi ini penting untuk ditindaklanjuti," ujarnya.
- Penulis :
- Arian Mesa



