Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Siswi Bunuh Diri Akibat Susahnya Internet Menambah Daftar 'Korban' PJJ

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Siswi Bunuh Diri Akibat Susahnya Internet Menambah Daftar 'Korban' PJJ

Pantau.com - Seorang siswi di Gowa, Sulawesi Selatan, melakukan bunuh diri dengan meminum racun akibat depresi dengan banyaknya tugas online dari sekolah. Kasus ini menambah daftar korban frustasi kedua akibat PJJ (Pelajaran Jarak Jauh) setelah kematian siswa lain yang dianiaya oleh orang tuanya saat belajar jarak jauh.

Menurut Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri korban tersebut melakukan bunuh diri dengan meminum racun akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas online dari sekolahnya serta akses internet yang sulit didapat. Rumah korban tersebut memang secara geografis berada di wilayah pegunungan, sehingga akses sinyal cukup sulit.

Dugaan itu diperkuat dengan keterangan teman-teman korban yang menyatakan,  korban kerap bercerita perihal sulitnya akses internet di kampungnya yang menyebabkan tugas-tugas online-nya menumpuk. 

Baca juga: Subsidi Kuota Internet Masih Bikin Kesal? Catat Janji Menteri Nadiem Ini

KPAI menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya seorang siswi di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan itu. KPAI menilai kemungkinan motif lain di balik dugaan bunuh diri tersebut penting diungkap karena jika terbukti motif bunuh diri karena kendala PJJ, maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dari PJJ di wilayah tersebut.

"Selain perlunya mengungkap kemungkinan motif lain, KPAI juga mendorong peran sekolah dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah mental atau psikologis akibat pandemi COVID-19 yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan," ujar Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti melalui keterangan pers di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Komisioner KPAI Retno menilai anak-anak hanya butuh didengar. Oleh karena itu, selain menceritakan masalah dengan sahabat, para siswa juga bisa berkonsultasi dengan guru BK dan wali kelas agar dapat diberikan solusi yang tepat.

Sementara itu, peran orang tua juga sangat besar dalam mencegah depresi pada anak. Suasana yang tidak nyaman atau pertengkaran dengan teman mungkin tampak sederhana bagi orang dewasa, tetapi berbeda jika kondisi tersebut dialami oleh remaja.

Baca juga: Bosan Tidak Sekolah Tatap Muka Jadi Alasan Ikut Demonstrasi

Jika dibiarkan berlarut-larut, kara Retno, hal itu bisa memicu depresi pada remaja karena remaja pada dasarnya sering mengalami perubahan suasana hati. Itu sebabnya, remaja yang terlihat murung atau sedih sering kali dianggap hal biasa. Misalnya karena patah hati, mendapat nilai jelek, atau merasa kurang perhatian dari orang tua.

Padahal, bisa jadi itu gejala depresi pada remaja. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa berlanjut dan memunculkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri.

KPAI juga mengapresiasi Kepolisian Gowa, Sulawesi Selatan, karena telah bertindak cepat dan masih terus mendalami motif lain di balik kasus tersebut. "KPAI mengapresiasi pihak kepolisian Polres Gowa yang bertindak cepat dan masih terus mendalami apakah ada motif lain di samping permasalahan PJJ secara daring dan beratnya tugas-tugas yang harus diselesaikan anak korban," kata Retno.

Penulis :
Noor Pratiwi