
Pantau - Kasus tewasnya siswi SD bernama Aldelia Rahma (11) yang diduga dibakar temannya di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) masih terus bergulir. Keluarga korban mencari keadilan atas meninggalnya korban.
Melansir detikSumut, kakak sepupu Aldelia bernama Media Madona (34) mengatakan pihak keluarga mencari keadalan atas meninggalnya korban.
"Kita saat ini menuntut bukan nyawa dibalas nyawa. Kita hanya meminta Aldelia mendapatkan keadilan. Kita tidak ingin ada Aldelia berikutnya, sementara kita juga tidak ingin ada sekolah yang lain lalai dalam mengawasi muridnya," kata Madona, Senin (27/5/2024).
Madona mengungkapkan adik sepupunya tersebut selama 3 bulan lebih menderita akibat peristiwa tersebut.
"Adik saya mengalami luka bakar dari dada sampai bagian bawah. Luka bakarnya seperti kambing yang sedang dikuliti, saat itu hampir 3 bulan lebih adik saya menderita kesakitan sebelum dia meninggal dunia akibat luka bakar itu. Untuk luka bakarnya itu ada 85 persen," ungkap Madona.
Madona menyebutkan keterangan sekolah terhadap kasus tersebut berubah-ubah sehingga terkesan angkat tangan terkait kasus tersebut.
"Untuk kepala sekolah tempat adik saya belajar, saat ditanya wartawan dia bilang tidak mengetahui dan tidak memerintah 2 guru untuk menyuruh gotong royong, dia sebut itu inisiatif 2 guru itu aja. Sementara keterangan pihak sekolah juga berubah-rubah. Jadi kita nilai pimpinan sekolah seolah menyelamatkan diri masing-masing," ujar Madona.
Madona menuturkan tahu persis pelaku penyiraman terhadap adik sepupunya tersebut. Sebelumnya, Aldelia bahkan pernah mengaku jika dirinya ditempeleng, ditendang, hingga dibully di sekolah oleh pelaku.
"Kami sangat mengetahui persis pelaku. Rumahnya dengan kami tidak terlalu jauh karena masih satu kampung. Sementara dia satu suku juga dengan kami. Dan Aldelia sebelum kondisinya memburuk mengaku pernah ditempeleng, ditendang bahkan bullying oleh dia. Karena dia selama kita kenal anak yang cukup nakal baik di rumah dan di sekolah," tutur Madona.
Madona menjelaskan Aldelia merupakan anak yang ceria sebelum insiden kebakaran tersebut. Selain mengalami luka bakar, Aldelia juga didiagnosa mengalami gizi buruk akibat peristiwa tersebut.
"Aldelia sebelum insiden kebakaran adalah anak yang ceria dan tidak mengalami penyakit apapun. Namun usai kebakaran semuanya berubah, mulai dia yang menderita kesakitan sampai mengalami gizi buruk karena tidak mau makan. Dan kami selama ini sudah berupaya untuk kesembuhan adik kami, berbagai penanganan medis sudah dilakukan," jelas Madona.
Pihak keluarga saat ini sedang menunggu keadilan untuk korban. Pihak keluarga berharap jika kasus tersebut dapat segera diusut serta memberikan hukuman kepada pelaku maupun pihak sekolah yang dianggap lalai.
Diketahui, Aldelia meninggal dunia pada Selasa (21/5) di RSUP M Djamil Padang. Aldelia meninggal usai empat bulan dirawat pihak keluarga.
Kronologi tewasnya Aldelia bermula saat dirinya mengalami luka bakar akibat disuruh oleh gurunya membakar sampah dengan seorang temannya. Kemudian, teman Aldelia yang jail diduga menyiram pertalite (dugaan awal minyak tanah) ke tubuh Aldelia hingga api menyambar.
Pelaku diketahui merupakan anak laki-laki yang rumahnya tidak jauh dari kediaman korban serta korban dan pelaku memiliki ikatan marga yang sama.
Keluarga korban telah melaporkan kasus tersebut pada Rabu (22/5). Polisi akan seger memanggil terduga pelaku, saksi hingga pihak sekolah terkait kasus tersebut.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun