Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Prabowo Minta Tanah Sitaan Korupsi untuk Bangun Perumahan Warga Gaji Kecil

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Prabowo Minta Tanah Sitaan Korupsi untuk Bangun Perumahan Warga Gaji Kecil
Foto: Presiden Prabowo Subianto. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Pantau - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan melalui Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, untuk mengoptimalkan aset negara, seperti tanah sitaan kasus korupsi, untuk membangun perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Hal itu diungkapkan Maruarar setelah rapat terbatas dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dan Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya.

"Akan diproses lebih lanjut bagaimana kita akan membuat skema yang legal, yang ada kepastian hukumnya, dan juga yang berkeadilan. Terutama buat masyarakat berpenghasilan rendah, MBR, yaitu yang berpenghasilan Rp8 juta ke bawah," kata Maruarar dilansir Antara, Kamis (9/1/2025).

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar: Penurunan Biaya Haji Merupakan Harapan Presiden Prabowo

Maruarar menjelaskan bahwa Prabowo memberikan arahan yang sangat jelas tentang optimalisasi lahan, yakni lahan hasil sitaan kasus korupsi, hingga lahan dengan Hak Guna Usaha (HGU) yang tidak diperpanjang untuk membangun perumahan MBR.

Menurutnya, lahan-lahan tersebut akan dilegalisasi menjadi aset negara melalui Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan Bank Tanah, sehingga dapat digunakan untuk program percepatan pembangunan 3.000.000 rumah MBR. Selanjutnya akan berkoordinasi dengan Menteri ATR, agar masyarakat dapat memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) pada lahan tersebut.

"Presiden sudah menyampaikan arahan bagaimana tanah-tanah itu tetap milik negara ya, tapi nanti bangunannya itu bisa dimiliki oleh konsumen, oleh rakyat," kata Maruarar.

Pemerintah pun sudah menyiapkan skema pembiayaan untuk MBR dengan penghasilan di bawah Rp8 juta. Skema pembiayaan itu ditujukan kepada masyarakat yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang bakso, hingga penjual sayur yang tidak memiliki gaji tetap, namun memiliki usaha dan penghasilan.

"Kita membuat skema, cara sehingga rakyat juga bisa memiliki rumah dengan yang memiliki penghasilan dengan cara-cara mensupervisi, mendampingi, melihat kepada tempat jualannya, dan sebagainya," kata Maruarar.  

Baca juga: KPK Sita Dokumen terkait Korupsi Rumah Dinas Anggota DPR RI

 

Penulis :
Firdha Riris