Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Pidato Tegas Prabowo di Sidang PBB: Tolak Doktrin “Yang Kuat Berbuat Semaunya” dan Serukan Keadilan Global

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pidato Tegas Prabowo di Sidang PBB: Tolak Doktrin “Yang Kuat Berbuat Semaunya” dan Serukan Keadilan Global
Foto: (Sumber: Presiden Prabowo Subianto (sisi bawah) berpidato dalam sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di General Assembly Hall Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo Subianto.)

Pantau - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato tegas dan penuh seruan moral dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

Seruan Menolak Dominasi dan Ketidakadilan Global

Dalam pidatonya, Prabowo menolak keras doktrin "yang kuat berbuat semaunya" yang kerap menjadi pembenaran tindakan sepihak oleh negara-negara kuat di dunia.

"Thucydides memperingatkan: Yang kuat dapat berbuat semau mereka, sementara yang lemah harus menderita, kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolak doktrin ini. Kita harus membela semua, yang kuat dan yang lemah. Benar disebut benar, bukan karena dapat disebut demikian, tetapi memang demikian adanya," ungkapnya.

Pernyataan tersebut merupakan respons atas maraknya pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan negara lain oleh sejumlah negara yang bertindak sepihak.

Salah satu kasus yang disinggung secara eksplisit oleh Prabowo adalah genosida yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

"Kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina diperlakukan tak adil, dan tak dapat memperoleh legitimasi untuk berbicara di ruangan ini," tegasnya.

Prabowo juga menekankan bahwa dunia saat ini tengah diliputi kekerasan dan kebencian, namun setiap manusia berhak hidup aman, dihormati martabatnya, dan diwarisi masa depan yang lebih baik.

"Anak-anak kita menyaksikan pilihan kita hari ini. Mereka tidak belajar dari buku pelajaran, tetapi dari pilihan-pilihan kita," ujarnya.

Indonesia Tegaskan Komitmen pada Perdamaian, Iklim, dan Ketahanan Pangan

Presiden Prabowo memanfaatkan panggung global tersebut untuk menegaskan komitmen Indonesia terhadap berbagai isu strategis dunia.

Ia menegaskan bahwa PBB harus tetap menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian, memperkuat multilateralisme, dan menjamin kesejahteraan global.

"Dengan PBB yang kuat, kita dapat membangun dunia di mana yang lemah tidak harus menderita, tetapi yang lemah dapat hidup di dunia yang adil sebagaimana mestinya," ujarnya.

Ia juga menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menunjukkan sikap kenegarawanan.

"Kita semua berharap pemimpin-pemimpin negara di dunia dapat menunjukkan sikap kenegarawanan, kebijaksanaan, mampu menahan diri, dan rendah hati, mengatasi rasa benci, dan rasa saling curiga," tambahnya.

Selain isu Palestina dan keadilan global, Prabowo membahas sejumlah isu penting lain:

  • Perubahan iklim, dengan menegaskan komitmen Indonesia dalam transisi menuju energi bersih.
  • Krisis pangan global, dan keberhasilan Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
  • Solusi dua negara sebagai jalan satu-satunya bagi penyelesaian konflik Palestina-Israel.
  • Peran strategis PBB dalam mengatasi tantangan global yang semakin kompleks dan mendesak.

Prabowo tampil sebagai pembicara ketiga dalam sesi debat umum tersebut, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Seperti tradisi tahunan, Brasil selalu berbicara pertama, disusul Amerika Serikat sebagai tuan rumah.

Kehadiran langsung Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah, mengingat ini adalah kali pertama kepala negara Indonesia hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB sejak 10 tahun terakhir.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti