
Pantau - Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Pada bulan ini pintu ampunan, keberkahan dan rahmat terbuka lebar bagi mereka yang bertawakal dan memperbanyak amal ibadah.
Saat berpuasa, umat muslim tidak hanya menahan lapar dan haus, melainkan menjadikan momen ini untuk berintropeksi diri dan melakukan banyak amal kebaikan. Oleh karena itu, untuk mengawali puasa dengan benar, penting bagi umat muslim untuk memulainya dengan niat yang tulus dan bersih.
Dalam puasa, sebagaimana dikutip dari mui.or.id, Selasa (5/3/2024), niat merupakan rukun yang penting dilakukan setiap muslim yang hendak berpuasa. Memulai ibadah puasa dengan niat yang benar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menjalankan puasa Ramadhan dengan baik.
Ketika mengucapkan niat untuk berpuasa terdapat 2 cara, yakni dari Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi'i. Dalam Mazhab Syafi'i niat harus dilakukan setiap hari pada malam Ramadan. Dikutip dari Hasyiyatul Iqna’ karya Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, dijelaskan sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر
“Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits.” (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, juz 2)
Lalu, berbeda dengan Mazhab Maliki yang cukup mengucapkan niat di hari pertama bulan ramadan, sehingga tidak perlu memberbaharui niat setiap harinya dengan alasan ibadah puasa adalah kesatuan yang utuh. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)
Berikut bacaan niat puasa ramadan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
‘Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadan hadzihis sanati lillahi ta’ala.’
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”
Adapun niat puasa untuk satu bulan penuh, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
‘Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.’
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.” (Shafira Amalia, ed: Nashih)
(Laporan: Nur Nasy’a Dalila)
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin