Pantau - Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga membela Presiden Jokowi terkait adanya tudingan pihak Istana ikut campur urusan partai politik (parpol).
Ia menyebut, strategi mengambinghitamkan Presiden Joko Widodo atau Istana hanyalah sebuah alasan atas kegagalan pembentukan koalisi yang kerap dipakai oleh partai politik (parpol) oposisi.
"Mengambinghitamkan pihak Istana atau Presiden adalah jalan mudah atas kegagalan rencana politik yang dilakukan oleh kelompok yang berada di luar pemerintahan," ujar Viva, Kamis (22/12/2022).
Dalam pandangannya, hal itu dilakukan untuk mendapatkan simpati publik, dan menjadi strategi untuk memengaruhi sikap konstituen.
"Bahkan hal ini menjadi cara efektif untuk mendulang simpati, dan rasa iba masyarakat untuk mendapatkan efek elektoral mereka," paparnya.
Ia menuturkan, koalisi parpol di luar pemerintah kerap bersikap naif bahwa kegagalan penjajakan kerja sama disebabkan oleh faktor internal. Sebaliknya, mereka justru menuding pihak di luar parpol melakukan upaya penjegalan.
"Faktor eksternal sebagai sumber penyebab kegagalan atas rencana politik sering menjadi argumentasi yang dibangun, sedangkan faktor internal sebagai sumber kegagalan kemudian diabaikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyinggung keresahannya soal pembentukan koalisi antar parpol jelang Pemilu 2024.
Hal ini ia ungkapkan saat menghadiri perayaan HUT Partai Hanura di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (21/12/2022).
Ia menyebut, strategi mengambinghitamkan Presiden Joko Widodo atau Istana hanyalah sebuah alasan atas kegagalan pembentukan koalisi yang kerap dipakai oleh partai politik (parpol) oposisi.
"Mengambinghitamkan pihak Istana atau Presiden adalah jalan mudah atas kegagalan rencana politik yang dilakukan oleh kelompok yang berada di luar pemerintahan," ujar Viva, Kamis (22/12/2022).
Dalam pandangannya, hal itu dilakukan untuk mendapatkan simpati publik, dan menjadi strategi untuk memengaruhi sikap konstituen.
"Bahkan hal ini menjadi cara efektif untuk mendulang simpati, dan rasa iba masyarakat untuk mendapatkan efek elektoral mereka," paparnya.
Ia menuturkan, koalisi parpol di luar pemerintah kerap bersikap naif bahwa kegagalan penjajakan kerja sama disebabkan oleh faktor internal. Sebaliknya, mereka justru menuding pihak di luar parpol melakukan upaya penjegalan.
"Faktor eksternal sebagai sumber penyebab kegagalan atas rencana politik sering menjadi argumentasi yang dibangun, sedangkan faktor internal sebagai sumber kegagalan kemudian diabaikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyinggung keresahannya soal pembentukan koalisi antar parpol jelang Pemilu 2024.
Hal ini ia ungkapkan saat menghadiri perayaan HUT Partai Hanura di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (21/12/2022).
- Penulis :
- Aditya Andreas
