Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

Nezar Patria: Kemandirian Teknologi Adalah Wujud Nasionalisme di Era Digital

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Nezar Patria: Kemandirian Teknologi Adalah Wujud Nasionalisme di Era Digital
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria memberikan sambutan dalam Pekan Komunikasi UI di Balai Purnomo FISIP Universitas Indonesia, Depok, Kamis (06/11/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Komunikasi dan Digital).)

Pantau - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyatakan bahwa kemandirian dalam bidang teknologi merupakan bentuk baru dari nasionalisme yang relevan di era digital saat ini.

Kedaulatan Digital sebagai Bentuk Perjuangan Modern

Nezar menegaskan bahwa perjuangan mempertahankan kedaulatan bangsa telah bergeser dari ranah fisik ke ruang digital.

"Cita-cita untuk berdaulat secara teknologi adalah salah satu tindakan nasionalisme, dan untuk mencapai kemandirian digital, pembangunan ekosistem digital menjadi penting," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa infrastruktur digital saat ini sudah hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh sektor swasta.

Namun ia menekankan pentingnya memastikan bahwa infrastruktur tersebut mampu memberikan dampak sosial, ekonomi, dan budaya secara nyata bagi masyarakat.

"Infrastruktur yang telah terbangun ini harus bisa menghadirkan konektivitas yang bermakna atau meaningful connectivity, berdampak, memberikan impact kepada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat," ia menjelaskan.

Pembangunan Talenta Digital dan Literasi Teknologi

Pemerintah disebut telah menyediakan berbagai program pelatihan untuk mencetak talenta digital yang kompeten, termasuk dalam bidang teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan.

Nezar menyebut pentingnya membangun produk teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan budaya lokal.

"Contohnya untuk AI Large Language Model seperti ChatGPT, kita kuasai teknologinya, kita buat LLM buatan anak bangsa yang bisa menghormati nilai-nilai Pancasila, yang tidak memiliki bias kultural akibat perbedaan nilai dan budaya antara Indonesia dengan negara pembuat AI," ujarnya.

Kemkomdigi juga menjalankan kampanye literasi digital guna mendorong penggunaan teknologi secara bijak dan aman.

"Dengan masyarakat yang terliterasi dengan baik, mereka bisa menggunakan konektivitas yang sudah terbangun untuk kegiatan-kegiatan yang membawa manfaat buat mereka sendiri dan sekaligus menjauhkan diri dari semua dampak-dampak negatif," katanya.

Nezar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui etika berkomunikasi yang santun dan bertanggung jawab di ruang digital.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti