Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

RS Pondok Indah Gelar Clinical Excellence Forum, Soroti Inovasi dan Terapi Presisi untuk Penyakit Saluran Cerna dan Hati

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

RS Pondok Indah Gelar Clinical Excellence Forum, Soroti Inovasi dan Terapi Presisi untuk Penyakit Saluran Cerna dan Hati
Foto: (Sumber: Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam acara RS Pondok Indah Clinical Excellence Forum “Precision, Progress, and Inovation in Gastroenterohepatology” di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (14/12/2025). (ANTARA/Niswah Qintara Rahmani).)

Pantau - Rumah Sakit Pondok Indah Group menggelar Clinical Excellence Forum bertema Precision, Progress, and Innovation in Gastroenterohepatology, sebagai upaya mendorong deteksi dini, diagnosis tepat, dan tata laksana mutakhir untuk penyakit saluran cerna dan hati di Indonesia.

Tingginya Beban Penyakit, Teknologi Jadi Solusi

Penyelenggaraan forum ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kasus penyakit seperti hepatitis, perlemakan hati non-alkohol, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan kanker hati, yang sebagian besar baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS., menyampaikan bahwa perawatan penyakit saluran cerna dan hati mengalami perkembangan pesat baik dari sisi diagnosis maupun terapi.

"Adaptasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kebutuhan mendesak bagi praktisi medis. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana pembaruan wawasan dan keterampilan tenaga kesehatan di Indonesia," ungkapnya.

Terapi Presisi dan Kolaborasi Lintas Sektor Diperkuat

Forum ini terbuka untuk umum dan didukung oleh Kementerian Kesehatan RI, Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), serta Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI).

Dalam kegiatan ini, sejumlah pakar menekankan pentingnya precision medicine untuk menangani penyakit seperti sirosis dan kanker hati, meskipun metode ini dikenal mahal dan kompleks.

Dua sesi live case demonstration menjadi sorotan utama:

Endoscopic Ultrasound (EUS) Guided Intervention oleh Dr. dr. Hasan Maulahela, Sp.PD., Subsp.GEH(K)

Microwave Ablation oleh Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD., Subsp.GEH(K)

Prof. Rino menjelaskan bahwa terapi presisi bersifat minimal invasif, berdurasi singkat, minim kerusakan jaringan, dan mempercepat waktu pemulihan pasien.

Microwave ablation disebut mampu memberikan hasil sebanding dengan operasi pada kondisi tertentu, namun dengan proses pemulihan yang lebih cepat.

Ketua PGI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menyatakan bahwa kemampuan tenaga medis Indonesia dalam memanfaatkan teknologi mutakhir terus berkembang dan tidak tertinggal dari negara lain.

Ia menekankan pentingnya penguatan fasilitas dan kompetensi dalam negeri untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan nasional.

Forum ini juga diharapkan dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mempercepat adopsi inovasi medis dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

Penulis :
Gerry Eka