Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Jepang Akan Berlakukan Darurat Korona di Tokyo

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Jepang Akan Berlakukan Darurat Korona di Tokyo

Pantau.com - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan mengumumkan keadaan darurat untuk Tokyo dan enam prefektur lainnya dalam upaya menghambat peningkatan kasus infeksi virus korona yang mengkhawatirkan di wilayah-wilayah yang padat penduduk.

Pemerintah juga berencana untuk menyelesaikan paket stimulus besar-besaran senilai 108 triliun yen (sekitar 990 miliar dolar AS) - yang setara dengan 20 persen dari pengeluaran ekonomi Jepang - untuk meredam dampak pandemi korona terhadap ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

PM Abe akan mengadakan konferensi pers pada pukul 07:00 malam (1000 GMT), setelah mendapat beberapa masukan dari panel ahli untuk menyatakan keadaan darurat. "Jepang dan negara-negara lain di luar menghadapi suatu krisis terbesar dalam beberapa tahun terakhir karena wabah virus korona," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, Selasa (7/4/2020).

Jepang selama ini telah terhindar dari wabah besar-besaran yang terlihat di beberapa negara lain di dunia yang sangat terdampak wabah korona. Namun, peningkatan kasus korona baru-baru ini di Tokyo, Osaka dan beberapa daerah lain menyebabkan adanya desakan agar Abe mengumumkan keadaan darurat.

Baca juga: Positif COVID-19, Kondisi PM Inggris Boris Johnson Memburuk

Tokyo telah melaporkan kasus infeksi korona lebih dari dua kali lipat menjadi 1.116 dalam sepekan terakhir, yang merupakan jumlah pasien terbanyak di negara ini. Secara nasional, kasus infeksi korona di Jepang dilaporkan telah meningkat 4.000 dengan 93 kematian pada Senin.

Abe mengatakan bahwa ia sedang bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat, yang akan menghentikan langkah terpaksa untuk karantina wilayah. "Jepang tidak akan, dan tidak perlu, untuk mengambil langkah-langkah karantina wilayah seperti yang dilakukan di luar negeri," kata Abe kepada wartawan, Senin.

"Pengumuman keadaan darurat akan memungkinkan kita untuk memperkuat langkah-langkah saat ini untuk mencegah peningkatan kasus infeksi sambil memastikan bahwa sebanyak mungkin kegiatan ekonomi dapat berkelanjutan," ujar dia

Abe mengatakan keadaan darurat akan berlangsung sekitar satu bulan dan para gubernur berwenang untuk meminta warga agar tetap di rumah dan bisnis untuk tutup.

Baca juga: Jepang Klaim Pengembangan Vaksin Korona Segera Diuji pada Hewan

Dengan tidak adanya sanksi untuk orang yang mengabaikan aturan, penegakan aturan itu akan lebih mengandalkan tekanan sosial antarsesama warga dan penghormatan terhadap otoritas.

"Kami saat ini sedang membahas dengan pemerintah pusat untuk memutuskan secara spesifik jenis fasilitas dan bisnis yang akan kami minta untuk ditutup atau dipersingkat jam kerjanya," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada Senin.

Dia pun menegaskan bahwa tidak akan ada pembatasan keluar rumah untuk keperluan membeli bahan makanan dan obat-obatan. Paket stimulus ekonomi pemerintah Jepang akan mencakup lebih dari 6 triliun yen untuk pembayaran tunai kepada rumah tangga dan usaha kecil dan 26 triliun yen untuk memungkinkan jaminan sosial dan pembayaran pajak yang ditangguhkan.

Abe mengatakan bahwa pengeluaran fiskal langsung dalam paket tersebut akan berjumlah 39 triliun yen, yakni lebih dari dua kali lipat jumlah yang dikeluarkan Jepang setelah jatuhnya Lehman Brothers pada 2008. Ia akan mengadakan rapat kabinet pada Selasa sore untuk menyetujui rencana stimulus ekonomi itu. Banyak analis meyakini bahwa Jepang telah masuk ke dalam resesi ekonomi karena gangguan rantai pasokan, larangan perjalanan dan kebijakan jaga jarak sosial di dalam negeri dan luar negeri telah memberikan lebih banyak tekanan pada perlambatan ekonomi.

rn
Penulis :
Widji Ananta