
Pantau.com - Korban tewas akibat ledakan di Beirut semakin bertambah, sejauh ini dilaporkan sudah 100 ditemukan meninggal dunia. Sementara itu, diperkirakan akan lebih banyak lagi korban yang belum ditemukan di bawah puing bangunan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada stasiun televisi lokal LBCI, dikutip Reuters, Rabu (5/8/2020). Ia mengatakan, pihak Palang Merah sedang berkoordinasi dengan kementerian kesehatan untuk mengambil jenazah korban karena para petugas dari rumah sakit kewalahan menanganinya.
Sebelumnya, sebuah ledakan besar di dekat pusat Beirut menciptakan guncangan ke penjuru ibu kota Lebanon. Ledakan itu menghancurkan kaca di rumah-rumah penduduk dan menyebabkan balkon apartemen runtuh.
Baca juga: Dampak Ledakan di Beirut, Presiden Lebanon Serukan Keadaan Darurat 2 Minggu
Menurut kantor berita resmi Lebanon NNA dan dua sumber keamanan, ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan Kota Beirut, di mana terdapat gudang-gudang yang menampung bahan peledak. Sumber keamanan ketiga mengatakan terdapat bahan kimia yang disimpan di daerah itu.
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar. Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan, lokasi terjadinya ledakan amat masif yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Selasa 4 Agustus 2020.
Baca juga: Trump Soal Ledakan di Beirut: Bukan Kecelakaan, Itu Seperti Serangan Bom
Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut tidak dapat diterima, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan. Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Ia meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan itu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.
Sementara itu, otoritas setempat Beirut menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.
- Penulis :
- Noor Pratiwi