billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Peneliti: Arus Balik Mudik Bisa Jadi Gelombang Kedua COVID-19 di Jakarta

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Peneliti: Arus Balik Mudik Bisa Jadi Gelombang Kedua COVID-19 di Jakarta

Pantau.com - Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Chotib Hasan memperkirakan arus balik dapat berpotensi menciptakan gelombang kedua penularan COVID-19 di DKI Jakarta, jika tidak ada intervensi.

"Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap potensi terjadinya gelombang kedua penularan COVID-19 di DKI Jakarta karena arus balik," kata Chotib Hasan dalam konferensi video, Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Chotib menuturkan arus balik memberikan dampak potensi keterpaparan COVID-19 yang lebih besar lagi karena adanya pendatang baru yang dibawa serta oleh pemudik.

"Hal yang patut diwaspadai adalah fenomena arus balik pasca Lebaran yang biasanya jumlahnya lebih besar daripada pemudik," ujarnya.

Baca juga: 1,3 Juta Warga Diprediksi Mudik, Daerah Terancam Pusat Penyebaran Baru

Jika tanpa intervensi akan ada 1.059 orang dalam pemantauan (ODP) dari mereka yang balik ke Jakarta. Sementara jika ada intervensi, maka tambahan ODP menjadi lebih sedikit yakni sekitar 205 ODP pada arus balik ke Jakarta.

Pada saat pasca lebaran, pemerintah daerah tujuan mudik diharapkan dapat menahan agar pemudik tidak balik, di antaranya dengan pembiayaan jaring pengaman sosial agar pemudik tetap tinggal di daerah kelahirannya dan dengan penguatan modal sosial di tingkat desa, RT/RW dalam mengatasi persoalan ekonomi masyarakat.

Intervensi itu juga dapat berupa pelarangan orang melakukan mudik di daerah asal mudik dan penutupan lokasi di daerah tujuan mudik. Menurut Chotib, pemikiran bahwa melakukan mudik dengan motivasi menghindari COVID-19 karena menganggap pedesaan tempat yang aman dari COVID-19, adalah sesat.

Baca juga: Polling Kemendes PDTT: 89,75 Persen Kades Tak Setuju Mudik Imbas COVID-19

Namun, di tengah pandemi COVID-19, potensi keterpaparan (COVID-19) sangat tinggi baik di titik keberangkatan selama perjalanan maupun di daerah tujuan mudik. Potensi keterpaparan COVID-19 juga tinggi jika ada mobilitas penduduk tinggi.

COVID-19 dapat ditularkan baik orang tanpa gejala maupun dengan gejala sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan, dan langkah pencegahan penularan harus tetap dilakukan seperti menjaga jarak aman sosial.

"Sosialisasi diam di rumah tetap terus digalakkan sambil juga menggalakkan tidak menerima kunjungan," ujarnya.

Penulis :
Noor Pratiwi