Pantau.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melihat saat ini masih terjadi celah yang besar antara permintaan minyak dalam negeri dengan produksi yang ada.
Nicke mengatakan hal ini justru menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Pertamina. Peluang untuk meningkatkan jumlah produksi untuk mencukupi permintaan dalam negeri.
"Hari ini masih ada gap demand nasional dengan tingkat produksi nasional. Ini tantangan kami, satu-satunya BUMN oil and gas telah dan akan untuk tingkatkan produksi nasional," ujarnya saat dalam acara Pertamina Energi Forum 2018, di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).
Baca juga: Pertamina Manfaatkan PFE 2018 untuk Update Kebutuhan Energi Nasional
Untuk mengejar target tersebut pihaknya mengaku akan meningkatkan produksi dengan 11 wilayah kerja yang dalam upstream migas dari 2014 sebesar 19 persen hari ini 40 persen produksi nasional dari Pertamina. Dan dengan adanya blok Rokan yang akan dikelola Pertamina 2021 mendatang pihaknya optimis dapat meningkat hingga 60 persen.
"2021 dari Rokan jadi tingkat 60 persen kontribusi hulu migas dari Pertamina. Dengan demikian bisa turunkan impor minyak mentah," katanya.
Baca juga: Subsidi Energi Meningkat, Jonan: Penerimaan Negara Double Mestinya Enggak Masalah
Selain itu pihaknya mendorong untuk menambah kapasitas produksi dari 1 juta barrel perhari menjadi 2 juta barel perhari dengan membangun 6 kilang baru.
"Satu sisi 35-40 persen BBM bergantung produk impor, 8-10 tahun akan tambah kapasitas kilang 1 juta barrel per hari jadi 2 juta barrel per hari dengan bangun 6 kilang," katanya.
"Kilang pertama dalam waktu dekat adalah Balikpapan 350.000 per hari, support bersama akan tanda tangan kontrak akan kita mulai pekerjaan EPC tahun depan InsyaAllah," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni
