
Pantau.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku prihatin dengan pelibatan anak dalam berbagai aksi radikalisme, khususnya dalam kasus terorisme yang terjadi di beberapa tempat di Surabaya.
"Agar tidak terjadi kasus serupa maka perlu diupayakan langkah pencegahan," ujarnya di sela pertemuannya dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Kamis (17/5/2018).
Baca juga: Pelaku Bom Bali: Terorisme Seperti Penyakit Komplikasi
Menurut Soekarwo, upaya yang harus dilakukannya antara lain melalui kerja sama dan pelibatan KPAI dalam program-program Pemprov Jatim, seperti membuat Jatim sebagai proyek percontohan untuk mencegah radikalisme pada anak, serta saling bertukar informasi antara KPAI dan Pemprov.
"Di Jatim, ada dua dinas yang menanganinya, yaitu Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jatim," ucapnya.
Baca juga: Polisi: Ada 23 Terduga Teroris yang Ditangkap Pascabom Surabaya-Sidoarjo
Selain itu, dalam waktu dekat Gubernur juga akan mengundang Forkopimda bersama para rektor dan pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jatim terkait upaya mencegah radikalisme ini.
"Semua akan merumuskannya. Sedangkan, terkait penanganan anak korban terorisme di Jatim, semua anak yang menjadi korban terorisme telah didampingi para psikolog," kata Soekarwo.
- Penulis :
- Adryan N