
Pantau.com - Pemerintah China menyatakan dukacita yang mendalam atas jatuhnya pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 di perairan laut Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (29 Oktober 2018).
"Kami berduka atas peristiwa tersebut dan berempati terhadap keluarga korban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang.
Pihaknya terus memantau perkembangan atas upaya evakuasi korban akibat insiden itu.
"Kami juga menjalin hubungan dengan pihak terkait. Sejauh ini informasi yang kami terima, tidak ada korban kecelakaan pesawat tersebut dari warga China," ujarnya.
Baca juga: Duka PM Malaysia Mahathir Mohamad Atas Tragedi Jatuhnya Lion Air JT-610
Maskapai Lion Air juga melayani rute ke wilayah China, namun hanya untuk melayani carteran dari agen perjalanan wisata setempat menuju Manado, Sulawesi Utara.
Lion Air sangat digemari wisatawan China yang mengantarkan berlibur ke Manado dengan harga paket wisata 2.000 Remimbi/RMB (Rp4,4 juta) sudah temasuk akomodasi selama empat hari tiga malam.
Pesawat Lion Air JT610 yang terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, hilang kontak pada Senin pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 Lintang Selatan - 107 07.16 Bujur Timur.
Pesawat yang baru dioperasikan pada Agustus 2018 itu berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta kembali ke bandara semula (return to base) sebelum akhirnya hilang dari jangkauan radar.
Badan SAR Nasional memastikan pesawat tersebut jatuh di perairan dekat pantai Kabupaten Karawang.
Pesawat nahas itu membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua bayi dengan dua pilot dan lima awak pesawat.
Baca juga: Keluarkan Travel Advice, Australia Larang Pejabatnya Gunakan Maskapai Lion Air
- Penulis :
- Noor Pratiwi