HOME  ⁄  Ekonomi

Pantau 9 Saham Cuan Rekomendasi Indo Premier Pekan Ini

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Pantau 9 Saham Cuan Rekomendasi Indo Premier Pekan Ini
Pantau - Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sembilan saham pilihan potensial cuan untuk transaksi pekan ini. Itu lantaran positifnya sentimen domestik dan eksternal. Saham apa saja? Yuk Pantau!

Pada perdagangan Senin (5/6/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga pukul 11.25 WIB berada di zona positif 6,805 poin (0,10 persen) di posisi 6.640. Ini terhitung dari posisi pembukaan di zona merah.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino mengungkapkan peluang cuan bertransaksi saham pada pekan ini. Menurutnya, terdapat dua sentimen yang bakal menggerakkan pasar saham pada IHSG, yaitu sentimen dari domestik dan eksternal.

Sentimen Domestik Jadi Katalis Positif Pasar Saham


Pada pekan ini, dari domestik, lanjut dia, ada sentimen data manufaktur, data inflasi dan data cadangan devisa. “Sementara itu dari eksternal cukup banyak sentimennya yakni disetujuinya debt ceiling oleh Kongres AS, positifnya data non-farm payroll, klaim pengangguran pekanan dan perkembangan harga komoditas,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Pada Mei 2023, indeks manufaktur Indonesia tercatat mengalami penurunan menjadi 50,2 dari sebelumnya 52,7. “Namun demikian, sektor manufaktur Indonesia masih dalam fase ekspansif untuk kedua puluh satu kalinya secara berturut-turut,” ujarnya.

Terkait data inflasi, jelas dia, investor masih akan menunggu data inflasi Mei 2023. Menurut konsensus, angkanya bakal kembali turun menjadi 4,22 persen secara tahunan (yoy) atau 0,33 persen secara bulanan (mom) dari sebelumnya 4,33 persen yoy atau 0,3 persen mom.

Sementara itu, inflasi inti juga diperkirakan akan kembali turun menjadi 2,80 persen yoy dari sebelumnya 2,83 persen yoy.

Sentimen Eksternal


Dari sentimen eksternal, lanjut Mino, disetujuinya debt ceiling oleh Kongres AS pada Rabu dan pada Kamis pagi waktu Amerika Senat pekan lalu menjadi sentimen positif untuk pasar saham. Kongres melakukan voting dengan hasil 63-36 menyetujui debt ceiling.

Begitu juga dengan Presiden Joe Biden yang menandatangani debt ceiling menjadi Undang-Udang pada Sabtu (3/6/2023) waktu setempat.

Sentimen positif juga datang dari data non-farm payroll AS pada Mei 2023 yang bertambah sebanyak 339 ribu. Angka ini mengalami kenaikan dari sebelumnya 294 ribu. Data non-farm payroll tersebut juga jauh lebih tinggi dari konsensus sebanyak 190 ribu.

Sementara itu, sambung Mino, tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,7 persen dari sebelumnya 3.4 persen. “Data ketenagakerjaan yang solid tersebut berhasil meredakan kekhawatiran investor terhadap peluang resesi ekonomi,” ungkap dia.

Sementara data klaim pengangguran pekanan untuk periode 3 Juni 2023 menurut konsensus diprediksi sebanyak 238 ribu. Posisi ini sedikit lebih tinggi dari pekan sebelumnya 232 ribu. “Terakhir, pada pekan ini ada harapan besar harga komoditas akan rebound,” ungkapnya optimistis.

9 Saham Potensial Cuan


Di atas semua itu, berkaca pada sejumlah data dan sentimen eksternal yang cukup signifikan itu, Indo Premier merekomendasikan 9 saham potensial cuan untuk trading pekan ini hingga 9 Juni 2023. Saham-saham tersebut adalah:

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan support 2.080 dan resistance 2.190

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) dengan support 7.850 dan resistance 8.675

PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan support 1.925 dan resistance 2.040

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan support 11.175 dan resistance 12.225

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan support 4.380 dan resistance 4.690

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan support 8.900 dan resistance 9.200

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan support 1.345 dan resistance 1.500

PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan support 1.345 dan resistance 1.840

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan support 1.530 dan resistance 1.750.

Tiga Sentimen Negatif Pekan Lalu


Sementara tiga hari perdagangan pekan lalu, kata dia, terhitung pendek karena libur Hari Lahir Pancasila dan cuti bersama Hari Raya Waisak 2567 BE. Kondisi tersebut tak berhasil membawa IHSG masuk ke zona hijau.

Pada pekan lalu IHSG terkoreksi sebesar 0,8 persen dengan penurunan terdalam disumbang sektor perindutrian sebesar 3,1 persen, sektor barang baku 2,7 persen dan sektor properti & estate sebesar -2,5 persen.

Sementara itu, satu-satunya sektor terkuat yang menahan koreksi yakni sektor teknologi sebesar 11,2 persen.

Menurut Mino, terdapat tiga sentimen negatif yang membuat IHSG masih di zona koreksi pekan lalu yakni masih belum disetujuinya debt ceiling oleh Kongres Amerika, berlanjutnya penuruanan harga komoditas dan pendeknya hari perdagangan.

Dia menjelasnkan, meski sudah disetujui oleh perwakilan kubu Partai Republik, debt ceiling AS masih menunggu persetujuan Kongres. Belum disetujuinya debt ceiling oleh Kongres membuat investor masih cenderung berhati-hati terhadap prospek ekonomi Amerika.

Hal itu masih berdampak negatif terhadap pergerakan sebagian besar harga komoditas pekan lalu. "Terkait jam perdagangan yang cukup pendek yakni tiga hari membuat investor cenderung menahan diri untuk bertransaksi," tegas Mino.

Saham Teknologi Jadi Penyelamat


Sementara sentimen positif yang membuat IHSG tidak terjun bebas terimbas sentimen negatif, imbuh Mino adalah rebalancing Indeks MSCI dan berlanjutnya aksi beli investor asing sehingga menjadi angin segar bagi pasar.

"Rebalancing Indeks MSCI memberikan dampak signifikan pada perdagangan Rabu (31/5/2023), di mana saham GOTO (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk) mencatatkan kenaikan cukup signifikan 35 persen dan membuat sektor teknologi dalam sepekan naik hingga 11,2 persen,” papar dia.

Selain itu, pada pekan lalu investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp1,40 triliun. Ini menjadikan pembelian bersih asing dari awal tahun 2023 mencapai Rp15.97 triliun.

GOTO pun menjadi saham dengan pembelian bersih terbanyak selama sepekan, yaitu sebesar Rp3,1 triliun, disusul saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp0,29 triliun, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp0,13 triliun.

Penyanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.
Penulis :
Ahmad Munjin