
Pantau - Aksi korporasi private placement berupa pengonversian utang menjadi saham baru oleh emiten PT Waskita Beton Precast Tbk yang berkode saham WSBP dinilai dapat memberikan perlindungan terhadap investor perseroan. Penilaian tersebut datang dari Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM.
"Langkah apapun tidak jadi masalah, yang penting investor bisa terlindungi, sahamnya bisa dibuka lagi. Daripada delisting, itu lebih merugikan pihak investor," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Menurutnya, aksi private placement berupa pengorvesian utang menjadi saham merupakan upaya yang wajar dilakukan oleh perusahaan publik. Terutama, apabila perseroan sedang melakukan penundaan kewajiban pembayaran utang alias PKPU.
"Penukaran utang menjadi saham, kemudian jadi obligasi yang bertenor beberapa tahun, jadi mengubah kepemilikan, itu salah satu strategi perusahaan untuk selamat dari PKPU," ujar Roger.
Dalam aksi tersebut, menurutnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai pemegang saham pengendali WSBP telah memperhitungkan secara matang terkait dengan besaran lembar saham yang akan dilepas kepada kreditur dagang.
"Pasti udah dihitung-hitung sama Waskita Karya, berapa utang yang harus dijadikan saham, dia tetap jadi pengendali, sudah dihitung sama pengendali kalau seperti itu. Jadi, perhitungannya udah matang," ujar Roger.
Aksi korporasi private placement sedianya bakal dilaksanakan oleh WSBP dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023, sebagai upaya pemulihan kinerja operasional, pemasaran, maupun kinerja keuangan perseroan.
Vice President of Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto menjelaskan, pemulihan kinerja operasional perseroan, di antaranya mengefisienkan produksi, memaksimalkan sumber daya dan utilitas pabrik, hingga memanfaatkan pertambangan tanah atau batuan (quarry) untuk mendukung material produksi di setiap proyek atau pabrik.
Selain itu, lanjutnya, dalam hal pemasaran perseroan akan memprioritaskan perolehan kontrak atau proyek-proyek yang memang memiliki pendanaan yang baik, guna terus menjaga proses bisnis perusahaan agar dapat berjalan secara berkelanjutan.
Selain itu, WSBP juga akan melakukan optimalisasi aset melalui divestasi beberapa plant dan aset lainnya.
PT Waskita Beton Precast Tbk akan mengonversi utang para kreditur dagang menjadi ekuitas maksimal Rp1,7 triliun, serta menerbitkan saham baru maksimum sebanyak 34,1 miliar lembar saham.
Konversi utang para kreditur dagang menjadi ekuitas tersebut membuat kepemilikan saham WSKT terhadap WSBP bisa menjadi maksimal 26,1 persen, yang mana sesuai regulasi bahwa kepemilikan saham pengendali minimal 25 persen.
"Langkah apapun tidak jadi masalah, yang penting investor bisa terlindungi, sahamnya bisa dibuka lagi. Daripada delisting, itu lebih merugikan pihak investor," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Menurutnya, aksi private placement berupa pengorvesian utang menjadi saham merupakan upaya yang wajar dilakukan oleh perusahaan publik. Terutama, apabila perseroan sedang melakukan penundaan kewajiban pembayaran utang alias PKPU.
"Penukaran utang menjadi saham, kemudian jadi obligasi yang bertenor beberapa tahun, jadi mengubah kepemilikan, itu salah satu strategi perusahaan untuk selamat dari PKPU," ujar Roger.
Dalam aksi tersebut, menurutnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai pemegang saham pengendali WSBP telah memperhitungkan secara matang terkait dengan besaran lembar saham yang akan dilepas kepada kreditur dagang.
"Pasti udah dihitung-hitung sama Waskita Karya, berapa utang yang harus dijadikan saham, dia tetap jadi pengendali, sudah dihitung sama pengendali kalau seperti itu. Jadi, perhitungannya udah matang," ujar Roger.
Aksi korporasi private placement sedianya bakal dilaksanakan oleh WSBP dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023, sebagai upaya pemulihan kinerja operasional, pemasaran, maupun kinerja keuangan perseroan.
Vice President of Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto menjelaskan, pemulihan kinerja operasional perseroan, di antaranya mengefisienkan produksi, memaksimalkan sumber daya dan utilitas pabrik, hingga memanfaatkan pertambangan tanah atau batuan (quarry) untuk mendukung material produksi di setiap proyek atau pabrik.
Selain itu, lanjutnya, dalam hal pemasaran perseroan akan memprioritaskan perolehan kontrak atau proyek-proyek yang memang memiliki pendanaan yang baik, guna terus menjaga proses bisnis perusahaan agar dapat berjalan secara berkelanjutan.
Selain itu, WSBP juga akan melakukan optimalisasi aset melalui divestasi beberapa plant dan aset lainnya.
PT Waskita Beton Precast Tbk akan mengonversi utang para kreditur dagang menjadi ekuitas maksimal Rp1,7 triliun, serta menerbitkan saham baru maksimum sebanyak 34,1 miliar lembar saham.
Konversi utang para kreditur dagang menjadi ekuitas tersebut membuat kepemilikan saham WSKT terhadap WSBP bisa menjadi maksimal 26,1 persen, yang mana sesuai regulasi bahwa kepemilikan saham pengendali minimal 25 persen.
- Penulis :
- Ahmad Munjin