Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Jokowi Minta Ceko Bantu Hapus Diskriminasi Sawit Indonesia

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Jokowi Minta Ceko Bantu Hapus Diskriminasi Sawit Indonesia

Pantau.com - Pemerintah Indonesia meminta berbagai pihak di Republik Cheko membantu penghapusan potensi diskriminasi atas produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa.

Wakil Menlu AM Fachir menyebutkan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan delegasi Senat Republik Cheko yang juga dihadiri wakil Kadin negara itu menyampaikan tiga hal termasuk masalah produk kelapa sawit.

"Pesan yang disampaikan adalah permintaan dukungan bagi produk kelapa sawit Indonesia, dan secara khusus kemudian disampaikan menyangkut 17 juta petani Indonesia yan terkait dalam produk kelapa sawit ini," katanya. 

Baca juga: Buat Semua Generasi, Ini Deretan Penipuan Zaman Now! No 2 Telan Banyak Korban

Menanggapi permintaan itu, menurut Wamenlu, mereka menyatakan tidak memiliki persoalan terkait itu. Namun mereka tentu akan ikut agar persoalan itu dapat segera diselesaikan, antara lain terkait masih adanya potensi diskriminasi.

Ia menyebutkan hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi adalah dukungan atas kerja sama parlemen kedua negara tertutama untuk memajukan pluralisme dan toleransi sekaligus juga kerja sama ekonomi.

"Untuk dimaklumi bahwa Ketua Senat Republik Cheko dan rombongan itu juga mengikutsertakan sejumlah pengusaha karena itu Presiden Jokowi juga mengatakan kita memiliki komitmen meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Cheko," katanya.

Dalam pertemuan itu, Presiden juga menyampaikan permintaan dukungan agar Cheko membantu mempercepat konklusi perundingan kemitraan ekonomi menyeluruh Indonesia Uni Eropa (IU CEPA).

Sementara Senat Cheko antara lain menyampaikan perlunya peningkatan kerja sama energi karena saat ini negara itu surplus dalam energi.

"Juga disampaikan upaya kerja sama d bidang otomotif, dan Bapak Presiden secara terbuka mengatakan Indonesia tentu ingin bekerja sama dalam pengembangan otomotif, bahkan mengarah pada industru 4.0," ungkapnya.

Baca juga: Menteri Basuki Tegaskan Perubahan Tarif Tol Tak Terselubung

Mereka membuka peluang mahasiswa Indonesia terutama di bidang kedokteran untuk belajar di negara Eropa itu. Sementara itu mengenai volume perdagangan kedua negara, Wamenlu menyebutkan saat ini mencapai sekitar 260 juta dolar AS dan Indonesia dalam posisi defisit.

"Mereka membawa pengusaha ke sini untuk semakin meningkatkan kerja sama, bahkan mereka mengapresiasi maskin banyak turis Cheko datang ke sini, " tambahnya.

Ketika ditanya komitmen investasi pengusaha Cheko di Indonesia, Wamenlu mengatakan belum tahu.

"Saya belum tahu, ini nanti masih akan ketemu dengan berbagai pihak termasuk Menteri Perindustrian," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni