Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ganjar bakal Sulap Transisi Energi Jadi Peluang Investasi Rp1.300 Triliun

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ganjar bakal Sulap Transisi Energi Jadi Peluang Investasi Rp1.300 Triliun
Foto: Bakal Capres Ganjar Pranowo. (Antara/Narda Margaretha Sinambela)

Pantau - Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengungkapkan tekadnya untuk menyulap transisi energi baru terbarukan (EBT) menjadi sebuah peluang investasi. Tak tanggung-tanggung, nilainya diteropong mencapai ribuan triliun rupiah.

"Kami pernah coba hitung-hitung bersama tim kami. Ini kebutuhan investasinya untuk energi baru terbarukan, renewable energy, ini kira-kira bisa sampai Rp1.300 triliun," ujar Ganjar dalam acara "Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri" di Kantor CSIS, Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Untuk beralih ke energi yang lebih bersih dibutuhkan biaya investasi yang sangat besar. Ia pun sempat mengira banyak orang akan kaget bahkan takut dengan angka yang sangat banyak itu.

Sebab, bagi sebagian orang, kebutuhan investasi yang besar itu akan sulit dicapai. Namun, Ganjar mengatakan angka tersebut seharusnya dilihat sebagai peluang.

"Mereka yang punya peluang bisnis maka ini akan bisa menangkap bahwa inilah potensi yang bisa kita lakukan dan ini akan menyerap banyak tenaga kerja," katanya.

Untuk itu, Indonesia harus segera beralih ke energi terbarukan yang mandiri. Adapun Indonesia masih sangat tergantung dengan impor minyak.

Padahal, belakangan harga minyak dunia semakin fluktuatif.

"Kira-kira kalau itu (harga minyak dunia) tidak selesai-selesai, naik terus-menerus, APBN pasti akan jebol. Nah kita mesti kita kendalikan. Kita mari bicarakan ke depan apa yang mesti kita lakukan," jelas Ganjar.

Selain itu, dia mengatakan surplus energi listrik di Indonesia juga bisa dimanfaatkan dan diekspor ke ASEAN. Hal ini justru menambah anggaran untuk mewujudkan kemandirian energi Indonesia.

Berdasarkan data dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 2,11 dolar AS atau 2,5 persen menjadi 83,07 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 2,05 dolar AS atau 2,5 persen menjadi 78,77 dolar AS per barel. Keduanya mencapai level terendah sejak akhir Agustus.

Penulis :
Ahmad Munjin