
Pantau – PT Bumi Resources Tbk, salah satu entitas grup Bakrie menyatakan komitmennya untuk mempercepat kemungkinan perseroan dapat membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Pasal 71 ayat (2) Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan, pada dasarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham adalah seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham alias RUPS.
Direktur Bumi Resources Sri Dharmayanti menuturkan komitmen untuk mempercepat kemungkinan itu. Hingga saat ini, emiten berkode saham BUMI ini belum memenuhi persyaratan untuk dapat membagikan dividen ke pemegang sahamnya.
"Hal ini karena BUMI masih mencatatkan defisit," kata Dharmayanti dalam paparan publik perseroan yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Akan tetapi, dia menggarisbawahi, manajemen BUMI berupaya ke depannya untuk terus berusaha mempercepat kemungkinan BUMI dapat membagikan dividen kepada pada pemegang sahamnya.
Sebagai informasi, per 30 September 2023, BUMI masih mencatatkan defisit sebesar 2,3 miliar dolar AS di pos ekuitasnya. Defisit ini berkurang dari 2,36 miliar dolar AS dibandingkan akhir Desember 2022.
BUMI terakhir kali membagikan dividen kepada pemegang sahamnya pada 2012 untuk tahun buku 2011, yakni sebesar Rp14,31 per saham. Dividen tersebut diguyurkan kepada 20,77 miliar saham.
Dengan total jumlah saham tersebut, total dividen yang dibagikan BUMI untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp297,2 miliar. Adapun, nilai dividen terbesar yang pernah dibagikan BUMI adalah sebesar Rp50,6 per saham pada tahun buku 2008.
Hingga kuartal III-2023, BUMI meraih pendapatan sebesar 1,17 miliar dolar AS atau setara Rp18,34 triliun. Angka ini mengacu pada estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS. Raihan pendapatan ini turun 15,78 persen year-on-year (YoY) dari periode tahun sebelumnya yakni 1,39 miliar dolar AS.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan melemahnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh harga batu bara yang turun tajam dibandingkan dengan patokan harga pada tahun lalu.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan per September 2023 mencapai US$1,09 miliar atau menurun dari tahun sebelumnya 1,10 miliar dolar AS. Namun, laba bruto BUMI tergerus menjadi 78,92 juta dolar AS dari sebelumnya 294,27 juta dolar AS.
BUMI juga mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 58,26 juta dolar AS atau setara Rp910,31 miliar. Angka ini diperoleh setelah dikurangi berbagai beban lainnya. Laba bersih BUMI anjlok 83,78 persen dari sebelumnya 365,49 juta dolar AS per September 2022.
- Penulis :
- Ahmad Munjin