
Pantau – Yayasan Syariah Hardjuno Wiwoho (SHW) Center menyentil Kementerian Koperasi dan UMKM (KemenkopUKM) sekaligus Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dua kementerian itu didesak agar tidak gagal mengantisipasi dampak kondisi global terhadap UMKM Indonesia.
“Situasi global saat ini sangat tidak menguntungkan bagi sektor usaha kecil,” kata Pendiri SHW Center Shri Hardjuno Wiwoho di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2023).
Hal itu ia sampaikan saat menerima kunjungan mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Studi Magister Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Terdapat 4 Mahasiswa yang hadir dalam kunjungan ini, yakni Mushonnif, Amirul Wahid Ridlo Wicaksono Zain, Elfira Zidna Almaghfiro, dan Vina Fellinda Alfiatun Maghfiroh. Kunjungan dipimpin langsung oleh Kaprodi S2 Dr Moh Nur Ichwan, MA yang didampingi Ahmad Izudin, MSi sebagai Sekretaris Prodi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Orientasi Program Lembaga yang digagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka diterima langsung oleh pendiri Yayasan SHW Center Shri Hardjuno Wiwoho. Turut hadir sejumlah pengurus teras Yayasan SHW Center.

Hardjuno melanjutkan dengan mengungkapkan hal-hal yang mengganggu UMKM, seperti kondisi geopolitik dunia, konflik Palestina dan Israel, serta pemilu serentak 2024. Kondisi ini berdampak negatif terhadap UMKM Indonesia, terutama UMKM yang sebagian besar bahan bakunya impor.
“Pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan harga bahan baku impor, dan meningkatnya ketidakpastian di pasar, dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi, menurunnya daya saing, dan meningkatnya risiko kerugian bagi UMKM,” papar dia.
Hardjuno pun meminta pemerintah segera mengambil langkah-langkah, mengantisipasi dampak kondisi global tersebut terhadap UMKM Indonesia.
“Perlu kerja sama lintas sektor untuk memberikan dukungan kepada UMKM, seperti memberikan subsidi untuk bahan baku impor, memberikan pelatihan untuk meningkatkan efisiensi produksi, dan memberikan dukungan untuk pengembangan produk inovatif,” tegas dia.
Pada saat yang sama, Hardjuno meminta UMKM melakukan beberapa hal untuk mengurangi dampak kondisi global tersebut. Ia pun menyarankan pelaku usaha kecil untuk menggunakan bahan baku lokal, meningkatkan efisiensi produksi, dan mengembangkan produk yang inovatif.
“UMKM harus jeli melihat peluang dan tantangan yang ada, serta harus siap untuk melakukan adaptasi,” ulas dia.
Di hadapan peserta program orientasi ini, Hardjuno menjelaskan bahwa SHW Center merupakan yayasan non-pemerintahan yang independen, bersifat sukarela (voluntary) dan filantropis.
Salah satu tugas pokok (Tupoksi) SHW Center adalah melakukan pendampingan terhadap kegiatan usaha kecil di tingkat UMKM. Saat ini, SHW Center memiliki tiga unit bisnis yaitu, air mineral, peternakan ayam dan Showroom mobil.
“Kami menyiapkan berbagai infrastruktur dan akses pendukung membantu UMKM terutama dalam hal pemberdayaan, sehingga ke depan menjadi UMKM yang naik kelas,” ujar Hardjuno.
Hardjuno menegaskan, usaha rakyat ini harus dibantu lantaran banyak kendala yang mereka hadapi dalam menjalakan roda usahanya. Dia mencontohkan, sulitnya sektor UMKM ini mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena dianggap tidak feasible (layak) dan tidak bankable alias tidak memenuhi syarat perbankan untuk mendapatkan pinjaman.
Padahal, dia kembali menegaskan, pelaku UMKM merupakan tulang punggung roda perekonomian di Indonesia. “SHW Center hadir membantu pelaku usaha kecil ini di segala sektor. Ini wujud kontribusi SHW Center bagi pembangunan ekonomi nasional,” terangnya.
Para peserta sangat antusias mendengarkan paparan pendiri Yayasan SHW Center. Itu terlihat dari dikusi yang berjalan selama kurang lebih 3 jam secara interaktif.
Amirul Wahid Ridlo Wicaksono Zain sebagai peserta kunjungan mengaku sangat bersyukur dapat diterima di Yayasan yang sangat sesuai dengan harapan timnya.
“Kami belajar banyak dari SHW Center, bagaimana sebuah pengembangan masyarakat secara aplikatif dapat diterapkan pada masyarakat khususnya UMKM dengan berprinsip pada nilai-nilai religius dan spiritual,” ucapnya.
Rekannya yang lain, Elfira Zidna Almaghfiro menambahkan, SHW Center membawa konsep keadilan yang berasas keseimbangan. “Hal ini perlu ditindaklanjuti bersama sebagai suatu sinergi untuk menciptakan masyarakat yang berdikari dengan UMKM,” ujarnya.
Hardjuno kembali menjelaskan, aktivitas pengembangan masyarakat di SHW Center ini selaras dengan program MBKM yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang salah satu programnya adalah Wirausaha Merdeka.
“Ini salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan MBKM yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pembelajaran di bidang kewirausahaan selama satu semester di perguruan tinggi pelaksana terpilih,” demikian Hardjuno Wiwoho.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Muhammad Rodhi