Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Begini Harapan Sri Mulyani dari Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Begini Harapan Sri Mulyani dari Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Foto: Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat konferensi pers Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 di Jakarta, Kamis (19/9/2024). (ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - Pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed menjadi 4,75- 5,00 persen diharapkan berdampak positif bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Diketahui, dalam pertemuan Dewan Rapat Kebijakan Bank Sentral AS (FOMC) pada 17- 18 Desember 2024, The Fed memutuskan memangkas tingkat suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 4,75- 5,00 persen.

Itu adalah langkah (The Fed) yang sudah diantisipasi. Tentu dampaknya terhadap perekonomian diharapkan positif, baik pada perekonomian AS tapi juga kepada seluruh dunia, karena higher for longer memang merupakan salah satu faktor yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang.

Harapan itu datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menghadiri Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 di Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: Sikap ‘Wait and See’ Kebijakan The Fed Bikin IHSG Parkir Tipis di Zona Merah

Meskipun suku bunga The Fed turun, saat rapat paripurna, Sri Mulyani menyampaikan bahwa perekonomian global ke depan tetap menantang.

Volatilitas ekonomi global masih dihantui dengan perlambatan ekonomi China, perekonomian Eropa yang masih lesu hingga kebijakan ekonomi politik AS pasca pemilihan umum yang masih belum pasti.

"Langkah ke depan masih menantang, tetap memiliki potensi yang menimbulkan volatilitas di pasar keuangan dan arus modal global yang menciptakan risiko terutama bagi negara-negara emerging market," ujarnya.

Adapun untuk tahun 2025, The Fed memproyeksikan suku bunga berada di level 3,4 persen, yang mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1 persen, sedangkan pada 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9 persen atau dipangkas 50 bps.

Sementara pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Rabu kemarin (19/9), BI telah menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen.

Baca juga: Penguatan Ekspektasi Pemangkasan FFR Menjalar ke Nilai Tukar Rupiah

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin