Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Nilai Tukar Rupiah Loyo Lantaran Sentimen Inflasi AS

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Nilai Tukar Rupiah Loyo Lantaran Sentimen Inflasi AS
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Pantau – Menyusul sentimen dari rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) Oktober 2024, nilai tukar (kurs) rupiah loyo terhadap dolar AS pada awal perdagangan Kamis (14/11/2024).

Rupiah ditansaksikan turun 56 poin atau 0,35 persen menjadi Rp15.840 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.784 per dolar AS.

"Tren penguatan dolar AS masih berlanjut karena pasar masih mengantisipasi kemungkinan kebijakan perang dagang atau kenaikan tarif perdagangan AS di pemerintahan Trump," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Inflasi utama bulanan AS tercatat sebesar 0,2 persen month on month (mom), sesuai dengan ekspektasi. Inflasi utama tahunan sedikit naik menjadi 2,6 persen year on year (yoy), juga sejalan dengan estimasi pasar.

Baca juga: Penantian Rilis Inflasi AS Bikin Rupiah Parkir di Zona Merah

Data IHK tersebut meningkatkan ekspektasi investor mengenai kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan pada Desember 2024 yang seharusnya memperlemah dolar AS.

Namun, indeks dolar AS rebound karena beberapa pernyataan dari pejabat Fed, yang mendukung untuk mempertahankan pendekatan hati-hati mereka mengenai jalur Fed Funds Rate (FFR). 

Meski mereka mengatakan tentang kemajuan disinflasi di AS, mereka cenderung mempertahankan sikap pendekatan bertahap untuk penurunan suku bunga kebijakan.

Akibatnya, ekspektasi FFR high-for-longer pada tahun 2025 meningkat, sehingga mendorong permintaan Dolar AS. Indeks Dolar AS naik sebesar 0,43 persen menjadi 106,48 dan yield US Treasury 10 tahun meningkat sebesar dua basis poin (bps) menjadi 4,45 persen. 

Josua memperkirakan kurs rupiah berada di rentang Rp15.725 per dolar AS sampai dengan Rp15.850 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca juga: Antisipasi Kebijakan Perang Dagang AS Jadi Tekanan Negatif bagi Rupiah

Penulis :
Ahmad Munjin