
Pantau - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan perubahan politik di Amerika Serikat (AS), pasca terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS, memberikan tekanan terhadap rupiah dalam beberapa minggu terakhir.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perubahan politik di AS tersebut telah berdampak pada menguatnya mata uang dolar AS secara luas serta berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
"Akibatnya tekanan pelemahan nilai tukar berbagai mata uang dunia makin tinggi dan terjadi aliran keluar portofolio asing termasuk negara emerging market," kata Perry dalam paparan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20/11/2024).
Baca juga: Bos BI Sebut 5 Faktor Membangun Pasar Keuangan Syariah
Data hingga 19 November 2024 menunjukkan rupiah melemah 0,84% point-to-point (ptp) dari posisi akhir bulan sebelumnya. Pelemahan ini diakibatkan oleh menguatnya mata uang dolar AS secara luas, serta berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS pasca hasil pemilihan umum.Jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, rupiah terhadap dolar AS tercatat depresiasi sebesar 2,74%. Depresiasi itu disebut lebih kecil dibandingkan sejumlah mata uang lainnya."Ini lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, peso Filipina dan won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,26%, 5,83% dan 7,53%," ucap Perry.
Baca juga: BI Sebut Modal Asing Keluar Bersih di RI Capai Rp6,63 Triliun, Ini RinciannyaKe depan, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah akan stabil didukung komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik. Seluruh instrumen moneter disebut akan terus dioptimalkan."Tidak saja mengenai intervensi baik di pasar spot forward dan pembelian SBN dari pasar sekunder, tetapi juga penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI dan SUVBI untuk memperkuat efektifitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah," bebernya.
Baca juga: BI: Uang Beredar Tumbuh Stabil Capai Rp9.044,9 Triliun di September 2024
- Penulis :
- Wulandari Pramesti