billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ya Ampun! Kurs Rupiah Babak Belur hingga Rp16.313 per Dolar AS

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ya Ampun! Kurs Rupiah Babak Belur hingga Rp16.313 per Dolar AS
Foto: Arisp - Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pantau – Buntut penguatan dolar AS yang meluas, nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan hari ini melemah tajam hingga 215 poin atau 1,34 persen. Angkanya babak belur di Rp16.313 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.098.

Begitu juga dengan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis (19/12/2024) yang turut mengalami pelemahan ke level Rp16.277 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.100 per dolar AS

Dolar AS menguat secara luas (sehingga melemahkan nilai tukar rupiah dan mata uang lainnya), dengan kenaikan paling tajam terhadap dolar Australia, euro, poundsterling Inggris, dan yen Jepang.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan hal itu seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Baca juga: Kebijakan Moneter Ketat Fed Bikin Rupiah Semakin Menderita di Rp16.225

Seperti diketahui, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga 25 basis points (bps) dini hari tadi. Selain itu, Kepala The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan sangat hawkish terhadap prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun 75-100 bps dari yang diharapkan pada kuartal sebelumnya.

Kemungkinan jeda dalam pemangkasan suku bunga untuk Januari 2025 juga naik menjadi 88 persen.

The Fed memberikan pernyataan tersebut didasari atas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dari 2 persen menjadi 2,5 persen. Untuk tahun 2025, menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2 persen, dan dengan tetap mempertahankan proyeksi 2 persen untuk tahun 2026.

Selain itu, inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen. Kemudian, proyeksi pengangguran diturunkan menjadi 4,2 persen dari 4,4 persen untuk tahun 2024 dan 4,3 persen dari 4,4 persen untuk tahun 2025, sementara proyeksi tahun 2026 tetap stabil di 4,3 persen.

Baca juga: Rupiah Tak Berkutik di Level Rp16.100 Jelang Pertemuan FOMC

Di ranah domestik, Bank Indonesia (BI) baru saja memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 6,00 persen dengan alasan bahwa ketidakpastian semakin meningkat di pasar keuangan global. Hal ini bersumber dari rencana Donald Trump selaku Presiden terpilih AS untuk menerapkan kebijakan tarif bea masuk lebih luas dan lebih besar dari yang diantisipasi sebelumnya.

“Namun, BI menegaskan BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan ke depannya jika ketidakpastian mulai mereda,” imbuh Josua.

Penulis :
Ahmad Munjin