Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Tak Berkutik di Level Rp16.100 Jelang Pertemuan FOMC

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Rupiah Tak Berkutik di Level Rp16.100 Jelang Pertemuan FOMC
Foto: Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta, Kamis (25/4/2024). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Pantau - Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan negatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari nanti.

Lihat saja, kurs rupiah ditutup hanya menguat 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.098 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.101 per dolar AS.

Saya melihat rupiah dan mata uang regional masih akan cenderung tertekan terhadap dolar AS. Dolar AS sendiri masih cukup kuat menjelang pertemuan FOMC malam ini.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengungkapkan itu di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Baca juga: BI Pontang-panting Jaga Stabilitas Rupiah yang Longsor 1,37 Persen di Desember

Untuk pergerakan indeks dolar pada pagi ini, mengalami kenaikan menjadi 106,92 dibandingkan pagi sebelumnya, yakni 106,77. Artinya, dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.

“Indeks dolar AS sebenarnya masih dalam zona koreksi hari ini (sehingga nilai tukar rupiah dalam pembukaan perdagangan hari ini menguat tipis), hanya koreksi teknis dari penguatan besar dalam sepekan terakhir. (Adapun) rupiah dan mata uang regional berbalik melemah karena juga masih tertekan oleh perlambatan ekonomi China,” kata dia lagi.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu mengalami pelemahan ke level Rp16.100 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.050 per dolar AS.

Kendati nilai tukar mengalami pelemahan, BI cukup aktif melakukan intervensi terhadap rupiah setelah memasuki zona Rp16 ribu per dolar AS untuk menjaga mata uang tanah air ini tak melemah terlalu jauh.

Baca juga: Kasus Korupsi CSR BI Jadi Sentimen Negatif bagi Nilai Tukar Rupiah

“Biasanya, intervensi BI di pasar spot, non-deliverable forward, dan obligasi,” ujar Lukman.

Pada hari ini juga, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen.

Suku bunga deposit facility juga tetap ditahan pada level 5,25 persen serta suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

Sebelum pengumuman tersebut, Lukman telah memperkirakan bahwa BI akan tetap menjaga suku bunga acuan BI-Rate.

“BI diperkirakan akan tetap pada kebijakan suku bunga dan akan mengulangi pernyataan seputar stabilitas nilai rupiah,” ujarnya pula.

Baca juga: Rupiah Menderita Lagi 99 Poin, Dolar AS Tembus Rp16.101

Penulis :
Ahmad Munjin