
Pantau - Sentimen pasar terhadap kebijakan ekonomi dan geopolitik Donald Trump sebagai pemenang Pilpres AS ditengarai masih menjadi tekanan negatif bagi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan Jumat (3/1/2025) pagi, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan di pasar spot antarbank Jakarta mengalami pelemahan 32 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.230 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.198 per dolar AS.
Pelemahan rupiah kemarin terhadap dolar AS kelihatannya menunjukkan bahwa pasar masih mengantisipasi beberapa sentimen penguat dolar yang masih bertahan seperti kebijakan ekonomi Trump, konflik geopolitik, kebijakan suku bunga AS yang mungkin akan mengurangi ekspektasi pemangkasan, pelambatan ekonomi China dan lain-lain.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengungkapkan hal itu seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Baca juga: Sentimen Inflasi Domestik Bikin Rupiah Tak Berkutik di Zona Merah
Ia mengatakan, semalam data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi pasar.
Angka klaim 211 ribu lebih rendah dari ekspektasi pasar 222 ribu, yang mengindikasikan bahwa lebih sedikit orang yang kehilangan pekerjaan atau menganggur.
Ini mencerminkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja di AS masih kuat, yang berarti ekonomi AS berada dalam keadaan yang stabil.
Ketahanan pasar tenaga kerja ini bisa membuat Bank Sentral AS (Federal Reserve) mempertimbangkan untuk tidak menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi masih cukup kuat.
Baca juga: Rupiah Antisipasi Data Klaim Pengangguran AS dengan Pelemahan
“Pagi ini juga terlihat indeks dolar AS naik lagi di kisaran 109,20, pagi kemarin di kisaran 108,55. Artinya dolar AS tambah kuat. Peluang pelemahan rupiah pagi ini kembali ke resisten Rp16.250, dengan potensi support di kisaran Rp16.150,” jelasnya.
Senada, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksi adanya penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan rupiah di rentang Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS.
“Data pekerjaan AS klaim pengangguran yang lebih kuat dari perkiraan juga mendukung penguatan dolar AS. Range Rp16.150-Rp16.300,” tuturnya.
- Penulis :
- Ahmad Munjin