Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Emas Melemah, Pasar Menanti Sinyal dari Risalah FOMC

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Emas Melemah, Pasar Menanti Sinyal dari Risalah FOMC
Foto: Emas Melemah, Pasar Menanti Sinyal dari Risalah FOMC (dok. Antara)

Pantau - Harga emas (XAU/USD) mengalami pelemahan tipis pada perdagangan Senin, bergerak di bawah level $2.900 saat artikel ini ditulis.

Pasar keuangan Amerika Serikat (AS) cenderung sepi karena libur bank Hari Presiden, namun Federal Reserve (The Fed) tetap aktif dengan agenda komentar dari tiga pejabatnya.

Berdasarkan analisis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, formasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish emas mulai melemah.

Baca juga: Tertekan di Awal Pekan, Tren Bullish Emas Mulai Melemah

Proyeksi pergerakan harga emas hari ini mengindikasikan potensi kenaikan hingga $2.922 sebelum mengalami kemungkinan reversal. Jika terjadi pembalikan arah, maka emas berpotensi turun ke $2.880 sebagai target terdekatnya.

Dari sisi fundamental, risiko geopolitik dan kebijakan perdagangan AS menjadi faktor utama yang masih mendukung prospek jangka panjang XAU/USD.

Harga emas sempat pulih pada perdagangan Senin setelah mencatat penurunan hampir 1,5% pada hari Jumat lalu.

Namun, dengan pasar obligasi AS yang tutup, investor masih menanti perkembangan terbaru dari pertemuan pejabat tinggi global serta kebijakan ekonomi AS.

Baca juga: Emas Antam Turun Rp7.000, Pantau Harga Terbarunya di Sini!

Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Arab Saudi.

Pembicaraan ini bertujuan untuk membahas perdamaian di Ukraina, meskipun Ukraina dan negara-negara Eropa tidak diundang dalam diskusi ini.

Situasi geopolitik yang tidak menentu ini dapat meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe-haven, terutama jika tidak ada kepastian dari hasil pertemuan tersebut.

Selain itu, data ekonomi AS minggu lalu memberikan sinyal beragam bagi pasar. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (IHP) tercatat sedikit lebih tinggi dari ekspektasi, sementara data Penjualan Ritel mengecewakan investor.

Baca juga: Beli di Harga Emas Hari Ini, 15 Januari 2025 Lebih Mahal Rp4.000 per Gram

Hal ini memicu spekulasi mengenai kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh The Fed. Namun, komentar dari pejabat The Fed menunjukkan sikap yang lebih berhati-hati.

Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, menekankan bahwa kebijakan perlu tetap stabil untuk saat ini, mengingat inflasi yang masih berada di atas target 2%.

Sementara itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman menyatakan bahwa meskipun dia mengharapkan inflasi menurun, risiko kenaikan tetap ada.

Dalam pekan ini, fokus pasar akan tertuju pada pernyataan lebih lanjut dari pejabat The Fed, data sektor perumahan, risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), serta laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal.

Baca juga: Minat Beli Sekarang? Harga Emas Hari Ini Kasih Diskon Rp8.000 per Gram

Selain itu, pembacaan akhir Indeks Manajer Pembelian (IMP) Global S&P untuk bulan Februari juga akan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan emas.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas menghadapi tekanan teknikal dalam jangka pendek, faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi AS tetap menjadi pendorong utama yang dapat mempengaruhi tren jangka menengah hingga panjang.

Dengan tren bullish yang mulai melemah, investor disarankan untuk memperhatikan level kunci di $2.922 sebagai area resisten dan $2.880 sebagai area support utama dalam perdagangan hari ini.

Baca juga: Jadi Cadangan Devisa Bank Sentral, Harga Emas bakal Moncer di 2025

Penulis :
Wulandari Pramesti