
Pantau - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) optimistis bahwa keberadaan bank emas (bullion bank), yang baru diluncurkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Rabu (26/2), akan memperkuat fondasi perekonomian nasional ke depan.
“BRI sebagai induk holding ultra mikro yang beranggotakan Pegadaian dan PNM siap memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan program bank emas ini,” ujar Direktur Utama BRI Sunarsodi Jakarta, Rabu, (26/2).
Peresmian bank emas menjadi milestone atau tonggak penting bagi perjalanan Pegadaian yang merupakan perusahaan anak BRI (BRI Group) di mana porsi kepemilikan saham di Pegadaian sebesar 99,99 persen.
Selain itu, Pegadaian juga tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan BRI sebagai induk.
Baca juga: Resmi Diluncurkan Presiden Prabowo, BSI Jadi Bank Emas Syariah Pertama di Indonesia
Pegadaian telah mengantongi izin usaha bulion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 23 Desember 2024. Melalui melalui surat bernomor S-325/PL.02/2024, OJK menyetujui Pegadaian untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion yang meliputi deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi, maupun perdagangan emas.
Selain Pegadaian, ada Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mendapatkan izin resmi pelaksanaan bank emas dari OJK melalui Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari 2025. Izin tersebut mencakup dua kegiatan usaha utama antara lain penitipan emas dan perdagangan emas.
Sunarso mengatakan bahwa BSI juga masih terasosiasi dengan BRI dimana BRI memiliki porsi kepemilikan saham di BSI sebesar 15 persen.
“Maka, arti pembentukan bullion bank atau bullion services bagi BRI (secara grup) sangat penting karena ini akan menjadi sumber pertumbuhan baru,” kata dia.
Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah memiliki berbagai strategi untuk mendukung Pegadaian dalam menjalankan bisnis bank emasnya, yang pertama adalah Traning, berupa pendidikan penguasaan profil bisnis ekosistem emas untuk RM Bullion.
Kedua, pipeline berupa penyediaan pipeline potensi nasabah bullion dari data kelolaan BRI dan pemanfaatan data analytics.
Ketiga, sinergi hulu ekosistem, yakni dengan mengorkestrasi MoU korporasi ekosistem emas (MIND ID, PT Freeport, Amman) dengan Pegadaian. Keempat adalah funding, berupa sindikasi pembiayaan (credit line, bank garansi) untuk bullion.
Kelima, vaulting berupa pemanfaatan aset BRI (kantor, kluis, SDB) untuk memperluas fasilitas layanan bullion serta sinergi lainnya berupa pemanfaatan produk (Britama, simpedes, BRImo, Qlola) dan cross selling tenaga pemasar.
Baca juga: Prabowo Sebut Bank Emas Tingkatkan Pengendalian Stabilitas Moneter
Sementara itu, Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengungkapkan optimisme dengan adanya Bank Emas dapat mengakselerasi perekonomian nasional.
“Alhamdulillah Bank Emas Pegadaian sah diresmikan oleh Bapak Presiden. Tentunya ini menjadi suatu kebanggaan bagi kami, selain menjadi pelopor Bank Emas, ini juga menjadi tonggak sejarah baru dimana Pegadaian berperandalam mendukung Asta Cita, untuk kemajuan ekonomi Indonesia melalui hilirisasi untuk meningkatkan daya saing didalam negeri,” ujar Damar.
Pada tahun 2024, total kelolaan bisnis emas Pegadaian mencapai 90 ton, terdiri dari Gadai Emas, Cicil Emas dan Tabungan Emas. Sementara itu realisasi penjualan emas Pegadaian mencapai 9 Ton, dalam bentuk Cicil Emas dan Tabungan Emas, angka ini naik sebesar 35 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Bank Emas menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Pegadaian dengan potensi peningkatan laba sebesar 13 persen di 2025 dengan total Gold Deposit Balance sebesar 12 ton,” kata Damar.
- Penulis :
- Tubagus Rachmat