billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Hilirisasi dan Energi Terbarukan Jadi Fokus Investasi Rp13 Ribu Triliun

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Hilirisasi dan Energi Terbarukan Jadi Fokus Investasi Rp13 Ribu Triliun
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara Rosan Roeslani dalam Economic Insight 2025 di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (14/03/2025). (ANTARA/Muhammad Heriyanto)

Pantau - Hilirisasi dan energi baru terbarukan digadang-gadang menjadi sektor yang difokuskan pemerintah dalam memenuhi target investasi sebesar Rp13.032 triliun. Ini merupakan patokan dalam lima tahun ke depan.

Pemerintah menargetkan nilai investasi mencapai Rp13.032 triliun selama periode 2025- 2029. Ini sebagai upaya mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi 8 persen.

"Salah satu strategi untuk mencapai target itu, di antaranya melalui hilirisasi industri yang menyumbang 23 sampai 24 persen dari total investasi, baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun foreign direct investment (FDI)," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara Rosan Roeslani dalam Economic Insight 2025 di Main Hall BEI Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Tidak hanya terbatas pada sektor mineral, tutur dia, hilirisasi juga akan diperluas ke sektor pertanian, perikanan dan perkebunan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Baca juga: Danantara Ditugaskan Evaluasi Hilirisasi untuk Maksimalkan Investasi

Pemerintah menargetkan net zero emission pada 2060. Sementara saat ini, sambung dia, kapasitas terpasang energi baru terbarukan di Indonesia masih berada di angka 14,43 gigawatt (GW). Ini jelas jauh dari potensi yang mencapai 3.700 gigawatt (GW).

“Kami terus mendorong investasi di sektor ini (energi terbarukan), terutama pada energi surya, hidro dan panas bumi. Geotermal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, memiliki cadangan terbesar di dunia dan akan menjadi salah satu prioritas pengembangan ke depan,” ungkap Rosan.

Rosan menyatakan, pemerintah bakal memaksimalkan peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Ini senapas dengan strategi penguatan investasi.

Lembaga baru ini diharapkan Rosan dapat menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta dan memberikan kepastian kepada investor dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Danantara Kaji Peluang Investasi di Sektor Hilirisasi dan Data Center

“Danantara bukan sekadar berinvestasi sendiri, tetapi mengajak investor nasional dan asing untuk berinvestasi bersama. Dengan pemerintah ikut serta, ini akan meningkatkan kepercayaan investor untuk masuk ke Indonesia,” imbuh Rosan.

Penulis :
Ahmad Munjin