
Pantau - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjalin kerja sama dalam hilirisasi produk herbal serta memastikan keamanan pangan di Indonesia. Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani mencakup tiga poin utama, yaitu pengembangan produk herbal, riset dan inovasi, serta ketersediaan pangan yang aman.
Meningkatkan Fitofarmaka dan Akses Obat Herbal
Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tanaman yang berpotensi dikembangkan menjadi 17.264 obat herbal asli Indonesia. Namun, hingga saat ini, hanya 21 jenis yang telah diakui sebagai fitofarmaka atau obat herbal terstandar secara ilmiah. Untuk itu, BPOM dan Kementan berupaya meningkatkan jumlah fitofarmaka guna mengatasi penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
Kementan juga akan mendorong pengembangan obat herbal berbasis pertanian melalui program seperti apotek desa dan apotek hidup. Program ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap obat herbal yang aman dan berkualitas. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa kerja sama ini bertujuan menjamin kualitas pangan, obat-obatan, dan kosmetik bagi masyarakat Indonesia.
Potensi Ekonomi dan Target Global
Potensi ekonomi dari produk herbal sangat besar, diperkirakan mencapai Rp300 triliun dari total industri kesehatan senilai Rp6.000 triliun yang berada di bawah pengawasan BPOM. Selain itu, BPOM berkomitmen mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dengan memastikan keamanan pangan serta memperkuat riset obat unggulan.
Presiden Prabowo juga berencana membangun 70 ribu koperasi desa di seluruh Indonesia, di mana salah satu fungsinya adalah sebagai apotek desa untuk pengembangan obat herbal. Menteri Amran berharap kerja sama ini dapat menghasilkan obat herbal yang lebih murah dan aman, serta meningkatkan ketersediaan produk kesehatan berbasis tanaman lokal.
Contoh tanaman herbal potensial adalah buah merah dari Papua yang memiliki manfaat kesehatan dan dapat dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia menargetkan dalam 1-3 tahun ke depan mampu menghasilkan obat herbal terbaik di dunia yang diakui secara global.
- Penulis :
- Pantau Community