
Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan dalam perdagangan Jumat pagi (27/3/2025). Rupiah dibuka melemah 41 poin atau 0,25 persen ke level Rp16.471 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp16.430 per dolar AS.
Analis mata uang Lukman Leong menyatakan bahwa pelemahan ini dipicu oleh pernyataan "hawkish" dari pejabat The Fed Minneapolis, Neel Kashkari. Kashkari menyebutkan bahwa Amerika Serikat memerlukan waktu hingga dua tahun untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen. Pernyataan ini mengurangi ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga AS pada tahun 2024.
Dampak Pernyataan The Fed terhadap Rupiah
Sebelumnya, Ketua The Fed, Jerome Powell, juga memberikan pernyataan "hawkish" dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga hingga tahun depan, dengan proyeksi kenaikan setidaknya 75 basis poin hingga akhir 2023.
Dampaknya, dolar AS menguat dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Bank Indonesia (BI) menyatakan kesiapannya untuk melakukan intervensi guna menstabilkan rupiah, yang saat ini mendekati level terendah sejak krisis keuangan 1998.
Meski demikian, BI menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen dan inflasi yang terkendali. Namun, investor tetap waspada terhadap prospek suku bunga tinggi di AS dan dampaknya terhadap pasar negara berkembang.
- Penulis :
- Pantau Community