
Pantau - Pemerintah menargetkan peningkatan produksi padi nasional pada tahun 2025 sebagai bagian dari strategi menuju swasembada pangan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, kenaikan produksi akan didorong oleh peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) yang ditargetkan mencapai 1,6 juta hektare.
LTT Naik, Pengawasan Diperketat
Saat ini, capaian LTT telah menembus 1,2 juta hektare, meningkat signifikan dibanding capaian sebelumnya yang hanya 900 ribu hektare.
Meski dinilai sebagai perkembangan positif, Amran menekankan pentingnya pengawasan dan pemantauan harian agar target bisa tercapai secara konsisten.
Ia pun menegaskan bahwa bila target tidak terpenuhi, maka penanggung jawab lapangan harus bersiap untuk diganti dari jabatannya.
Serapan Gabah Meningkat, Mafia Pangan Ditindak
Amran juga mengapresiasi Perum Bulog yang disebut berhasil meningkatkan serapan gabah hingga 2.000% dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, pemerintah juga telah menindak tegas praktik mafia pangan, dengan lebih dari 20 tersangka yang telah diproses hukum.
Presiden Prabowo Subianto secara langsung memerintahkan pemberantasan mafia dan korupsi di sektor pangan, dengan menegaskan bahwa kebijakan pangan harus berpihak pada rakyat kecil tanpa diskriminasi.
Produksi Tertinggi dalam Satu Dekade
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi saat ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Produksi beras selama empat bulan pertama tahun 2025 tercatat mencapai 16,5 juta ton, tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Evaluasi Angka Tetap (ATAP) menunjukkan potensi kenaikan produksi hingga 60% apabila strategi tanam dan pengawasan berjalan optimal.
Dukungan Presiden dan Strategi LTT Harian
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut bahwa Presiden Prabowo sangat fokus terhadap sektor pertanian dan rutin menanyakan progres produksi pangan.
Sudaryono juga menekankan bahwa keberhasilan produksi sangat bergantung pada luas panen, serta dukungan terhadap pembibitan, pupuk, dan irigasi.
Ia meminta agar evaluasi LTT dilakukan setiap hari dan dilaporkan secara nasional, mengingat tren harian dalam sebulan terakhir cukup positif.
Pemerintah juga terus memantau harga gabah di lapangan. Saat ini, rata-rata nasional harga gabah berada di kisaran Rp 6.520 – Rp 6.530 per kilogram.
- Penulis :
- Pantau Community