
Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2025, sebanyak 35 emiten telah merealisasikan aksi pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan total nilai mencapai Rp3,38 triliun.
Angka tersebut setara dengan 14,98 persen dari total alokasi buyback yang telah diumumkan sebesar Rp22,54 triliun.
Buyback untuk Stabilkan Pasar Saham
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan data ini dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Juni 2025.
Sejak 20 Maret hingga 30 Juni 2025, tercatat sebanyak 43 emiten menyampaikan rencana buyback tanpa melalui RUPS.
Kebijakan ini mengacu pada Peraturan OJK (POJK) No. 13 Tahun 2023, yang membolehkan buyback tanpa RUPS dalam kondisi pasar berfluktuasi signifikan.
Penetapan kondisi khusus pasar ini mulai berlaku pada 18 Maret 2025 selama enam bulan ke depan.
OJK menjelaskan bahwa kebijakan buyback ini diterapkan guna mengantisipasi tekanan pasar yang disebabkan oleh dinamika global.
Hingga 30 Juni 2025, pasar saham Indonesia melemah sebesar 3,46 persen secara month-to-date (mtd) ke level 6.927,68, dan 2,15 persen secara year-to-date (ytd).
Kapitalisasi pasar tercatat turun 1,95 persen mtd dan 1,28 persen ytd, mencapai Rp12.178 triliun.
Investor nonresiden mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp8,38 triliun mtd dan Rp53,57 triliun ytd.
Pasar Obligasi, Reksa Dana, dan Bursa Karbon Juga Bergerak
Sementara itu, indeks obligasi ICBI menguat 1,18 persen mtd ke level 414.
Di pasar obligasi, investor nonresiden mencatat net sell sebesar Rp7,36 triliun mtd, namun net buy Rp42,27 triliun ytd.
Nilai asset under management (AUM) industri pengelolaan investasi per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp844,69 triliun, turun 0,19 persen mtd namun naik 0,87 persen ytd.
Reksa dana mencatat net subscription Rp0,45 triliun mtd dan net redemption Rp2,02 triliun ytd.
Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp142,6 triliun, termasuk Rp8,49 triliun dari 16 emiten baru.
Pada sektor securities crowdfunding (SCF), hingga 25 Juni 2025 terdapat 18 penyelenggara berizin, 851 penerbitan efek, 525 penerbit, 182.635 pemodal, dengan dana terkumpul sebesar Rp1,6 triliun.
Di pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 30 Juni 2025, terdapat 97 pelaku dan 19 penyelenggara berizin, dengan volume transaksi 591.381 lot senilai Rp1.309 triliun.
Bursa karbon mencatat adanya 112 pengguna jasa berizin dengan volume transaksi 1.599.322 ton CO2 ekuivalen dan nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar sejak 26 September 2023 hingga 30 Juni 2025.
- Penulis :
- Aditya Yohan