
Pantau - Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia, melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia dengan mengunjungi Kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian RI di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Rezq menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian antara Palestina dan Indonesia.
Ia menyatakan bahwa pertemuan itu berjalan sukses dan menjadi fondasi awal dalam membangun jaringan kerja sama jangka panjang antar kedua negara.
Fokus Kerja Sama: Pelatihan, Riset, dan Bantuan Kemanusiaan
Menteri Rezq menjelaskan bahwa perjanjian kerja sama yang dibahas mencakup tiga poin utama, yakni pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta dukungan kemanusiaan berupa pengiriman bantuan pangan dan penguatan sektor kesehatan.
Dalam aspek kerja sama riset, kedua negara akan melakukan pertukaran pengalaman, transfer teknologi, serta fasilitasi produk pertanian.
Ia menekankan pentingnya membangun hubungan sistematis antara lembaga-lembaga penelitian pertanian Palestina dan Indonesia.
"Kami percaya pusat penelitian adalah fondasi dari pengembangan pertanian. Kami sudah melihat beberapa pusat riset di Indonesia sangat berkembang, bahkan menggunakan teknologi mutakhir. Kami ingin membangun kolaborasi antara pusat riset kami dengan yang ada di sini," ungkapnya.
Tantangan di Palestina dan Tindak Lanjut Indonesia
Menteri Rezq juga menyoroti tantangan besar di sektor pertanian Palestina akibat agresi zionis Israel yang telah merusak sekitar 80 persen lahan pertanian.
Ia menegaskan bahwa pembangunan kembali sektor pertanian Palestina hanya dapat dilakukan setelah konflik berakhir.
"Yang paling penting adalah menghentikan peperangan. Setelah itu, baru kami bisa merehabilitasi lahan, memperbaiki sistem irigasi, dan memulihkan produksi pertanian," ia mengungkapkan.
Kepala BRMP Kementerian Pertanian RI, Prof Fadjry Djufry, menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Menteri Pertanian RI dan Menteri Pertanian Palestina.
"Atas arahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, Indonesia telah mengirimkan bantuan 10.000 ton beras ke Palestina. Hari ini kami juga menjalin kerja sama riset, khususnya terkait teknologi pertanian," ujar Prof Fadjry.
Ia menambahkan bahwa Palestina memiliki keunggulan dalam manajemen air dan pemanfaatan teknologi pertanian di lahan kering.
Ke depan, kedua negara akan saling mengirimkan peneliti guna memperkuat kolaborasi riset.
"Besok kami juga akan meninjau langsung ke lapangan untuk melihat potensi kerja sama, khususnya di sektor pertanian padi," tutupnya.
- Penulis :
- Shila Glorya