
Pantau - PT Hutama Karya (Persero) resmi menggarap proyek pembangunan Jembatan Pulau Kalimantan–Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, sebagai penghubung vital yang akan mempercepat mobilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua wilayah.
"Jembatan ini akan menjadi penghubung vital yang memangkas waktu tempuh dari Batulicin ke Kotabaru dari 2–3 jam via ferry menjadi hanya 10–15 menit, sehingga dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi kedua pulau," ungkap EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim.
Proyek ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengintegrasikan Kawasan Indonesia Tengah ke dalam jaringan transportasi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa.
Teknologi Canggih dan Strategi Konstruksi Khusus
Jembatan akan dibangun melintasi perairan selat dengan arus deras, menghubungkan Dermaga Batulicin (Pulau Kalimantan) dan Dermaga Tanjung Serdang (Pulau Laut), menggantikan layanan ferry dengan akses transportasi 24 jam.
Dengan tingkat kompleksitas teknis yang tinggi, Hutama Karya akan menggunakan teknologi fondasi dalam (bore pile) berdiameter 1,5 meter dan struktur beton berkualitas tinggi yang tahan terhadap gelombang, angin, dan gempa.
Strategi khusus diterapkan untuk menghadapi tantangan konstruksi laut, termasuk pengerahan kapal kerja dan penyesuaian desain komponen-komponen sulit.
Hutama Karya juga akan melibatkan subkontraktor berpengalaman guna memastikan kualitas dan efisiensi proyek.
"Selain jembatan utama, Hutama Karya juga akan membangun fasilitas pendukung, seperti kantor proyek, area penyimpanan material, dan jalan akses untuk memperlancar proses konstruksi," jelas Adjib.
Dorong Ekonomi dan Berdayakan Tenaga Kerja Lokal
Proyek ini diharapkan berdampak langsung terhadap perekonomian Kalimantan dan Pulau Laut, terutama dalam sektor pertambangan batu bara dan tanah yang membutuhkan akses logistik yang cepat dan efisien.
Dengan tersedianya transportasi 24 jam yang cepat dan murah, perdagangan antar pulau juga akan meningkat secara signifikan.
Pembangunan jembatan ini akan menyerap ratusan tenaga kerja lokal sepanjang masa konstruksi.
"Kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui sistem Community Partnership Program (CPP) melalui perekrutan tenaga lokal hingga subkontrak UMKM lokal, seperti katering, penginapan, dan keamanan. Program pelatihan on site dan sertifikasi kompetensi juga akan dilaksanakan bekerjasama dengan BPSDM Kementerian PU untuk operator alat berat, rigging, dan keselamatan kerja," tambahnya.
Dengan adanya program pemberdayaan dan pelatihan ini, proyek jembatan bukan hanya membangun konektivitas, tetapi juga kapasitas sumber daya manusia di tingkat lokal.
- Penulis :
- Aditya Yohan